Beranda blog Halaman 4

Cara Bertani Organik yang Ramah Lingkungan dan Menguntungkan

Pertanian organik kini semakin populer di kalangan petani dan konsumen. Selain lebih sehat, cara bertani ini juga dinilai ramah lingkungan dan bisa jadi peluang usaha yang menguntungkan. Buat kamu yang ingin mencoba atau sekadar penasaran, yuk kita bahas apa itu pertanian organik dan bagaimana cara memulainya!

Apa Itu Pertanian Organik?

Pertanian organik adalah sistem budidaya tanaman tanpa menggunakan bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk kimia. Sebagai gantinya, petani memanfaatkan pupuk alami, pengendalian hama secara hayati, dan teknik bercocok tanam yang menjaga keseimbangan alam.

Selain hasil panennya lebih sehat, metode ini juga membantu menjaga kesuburan tanah, kualitas air, dan keanekaragaman hayati di sekitar lahan.

Manfaat Bertani Organik

  1. Ramah Lingkungan
    Mengurangi pencemaran tanah, air, dan udara karena tidak memakai bahan kimia berbahaya.

  2. Sehat untuk Konsumen dan Petani
    Tanaman organik bebas residu pestisida dan aman dikonsumsi, sementara petani juga terhindar dari paparan bahan kimia.

  3. Harga Jual Lebih Tinggi
    Produk organik biasanya dihargai lebih mahal di pasaran karena kualitas dan prosesnya yang alami.

  4. Menjaga Kesuburan Tanah Jangka Panjang
    Dengan pupuk organik dan sistem tanam bergiliran, tanah tetap subur dan produktif hingga bertahun-tahun.

Cara Bertani Organik yang Bisa Kamu Coba

  1. Gunakan Pupuk Organik

Pilih pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau untuk menyuburkan tanah. Pupuk organik membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara alami.

  1. Tanam Secara Polikultur atau Rotasi Tanam

Hindari menanam satu jenis tanaman terus-menerus. Campur beberapa jenis tanaman dalam satu lahan (polikultur) atau ganti jenis tanaman tiap musim (rotasi). Cara ini efektif mencegah hama dan penyakit.

  1. Kendalikan Hama Secara Alami
    Gunakan predator alami seperti burung, katak, atau serangga baik (misal: kepik dan laba-laba) untuk mengendalikan hama. Bisa juga dengan membuat pestisida nabati dari daun sirsak, bawang putih, atau serai.
  2. Memanfaatkan Mulsa Alami
    Tutup permukaan tanah dengan jerami, daun kering, atau kompos untuk menjaga kelembaban tanah, menekan gulma, dan menjaga suhu tanah tetap stabil.
  3. Gunakan Bibit Organik
    Pastikan benih yang digunakan berasal dari tanaman sehat tanpa rekayasa genetika (GMO) atau perlakuan bahan kimia.

Tips Agar Bertani Organik Tetap Menguntungkan

  • Bangun jejaring pemasaran ke pasar organik, supermarket, atau lewat platform online.
  • Sertifikasi organik bila memungkinkan, agar nilai jual produk meningkat.
  • Kelola biaya produksi dengan efisien, misal membuat pupuk kompos sendiri.
  • Ikut komunitas petani organik untuk saling berbagi ilmu dan peluang pasar.

Bertani organik bukan cuma soal tren, tapi langkah nyata menjaga lingkungan sekaligus peluang usaha yang menjanjikan. Dengan metode yang tepat, petani bisa tetap untung tanpa merusak alam.

Urban Farming: Solusi Pertanian di Tengah Kota yang Makin Digemari

Di tengah pesatnya perkembangan kota-kota besar di Indonesia, lahan hijau semakin tergerus oleh bangunan beton dan aspal. Meski begitu, semangat bercocok tanam tak pernah padam. Salah satu solusi kreatif yang kini makin populer adalah urban farming, atau pertanian di lingkungan perkotaan.

Secara sederhana, urban farming adalah kegiatan bercocok tanam, beternak, atau budidaya tanaman pangan yang dilakukan di area perkotaan dengan memanfaatkan lahan sempit seperti halaman rumah, atap gedung (rooftop), balkon, hingga dinding bangunan. Metode ini hadir sebagai jawaban atas keterbatasan lahan sekaligus kebutuhan masyarakat kota terhadap pangan segar dan sehat.

Bukan sekadar tren, urban farming punya banyak manfaat nyata, di antaranya:

  1. Memenuhi kebutuhan pangan keluarga
    Sayuran, buah, dan tanaman herbal bisa dipanen sendiri tanpa harus belanja ke pasar.
  2. Mengurangi polusi udara
    Tanaman mampu menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang memperbaiki kualitas udara di sekitar rumah.
  3. Mendukung ketahanan pangan lokal
    Produksi pangan skala rumah tangga turut berkontribusi mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar kota.
  4. Sarana edukasi dan relaksasi
    Urban farming bisa jadi media belajar anak-anak mengenal alam, sekaligus terapi stres bagi orang dewasa.

Buat kamu yang ingin coba urban farming di rumah, berikut beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan:

  1. Pilih jenis tanaman yang cocok
    Mulailah dari tanaman yang mudah dirawat seperti kangkung, bayam, sawi, cabai, atau tomat.
  2. Manfaatkan lahan sempit
    Gunakan pot, polybag, vertikultur (menanam secara vertikal), atau hydroponic system untuk lahan terbatas.
  3. Gunakan media tanam yang sesuai
    Campuran tanah, kompos, dan sekam bakar bisa jadi pilihan media tanam organik.
  4. Atur pencahayaan dan pengairan
    Pastikan tanaman mendapatkan sinar matahari cukup dan jadwal penyiraman yang rutin.
  5. Rawat dan panen secara berkala
    Cek kondisi tanaman setiap hari, bersihkan dari hama, dan menikmati hasil panen pertama kamu! 

Urban farming bukan sekadar tren sementara, tapi sebuah gerakan menuju kota yang lebih sehat, mandiri, dan ramah lingkungan. Siapa pun bisa memulainya, tanpa harus memiliki lahan luas. Cukup kemauan, kreativitas, dan ketelatenan hasilnya bisa kamu nikmati sendiri di rumah.

 

DPN TMI: Ciptakan Keadilan Harga, Sejahterakan Petani Singkong

Jakarta – Dewan Pimpinan Nasional Tani Merdeka Indonesia (DPN TMI) menyatakan keprihatinan atas kondisi pasar tapioka nasional yang saat ini tertekan akibat masuknya tapioka impor dengan harga jauh di bawah harga pasar dalam negeri. Harga tapioka impor yang berkisar Rp 600 hingga Rp 800 per kilogram dinilai membuat industri tepung tapioka lokal kolaps dan melemahkan posisi petani singkong di dalam negeri. Demikian yang dikatakan Don Muzakir pada Sabtu (24/05/2025) di Kantor DPN TMI, Jakarta Selatan.

Ketua DPN TMI, Don Muzakir, menyoroti ketimpangan harga pembelian singkong oleh industri di lapangan. hal itu layak untuk dilakukannya penertiban agar terciptanya keadilan.

“Selama ini tapioka impor dengan harga Rp600-Rp800 membuat tepung tapioka dalam negeri kolaps. Adapun perusahaan yang membeli singkong dengan harga yang berbeda-beda, misalnya ada perusahaan yang membeli singkong sesuai harga yang sudah ditetapkan Rp 1.350 per kilogram, tapi ada perusahaan lain yang membeli lebih rendah, misalnya Rp 1.200 per kilogram maka harus ditertibkan sehingga tercipta keadilan,” tegas Don.

Penertiban ini sangat perlu untuk dipercepat dan sekaligus produksi dalam negeri menjadi prioritas serta sesuai harga.

“Kami berharap secepatnya larangan terbatas diterbitkan agar industri dapat mengutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan harga yang telah ditetapkan”

DPN TMI juga menyampaikan dukungan terhadap komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat sektor pertanian nasional, termasuk perlindungan terhadap petani singkong lokal. Menurut Don, langkah-langkah Presiden Prabowo telah diterjemahkan dengan baik oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.

“Kami di DPN TMI melihat komitmen Presiden Prabowo terhadap petani dan pertanian sangat baik dan ini diterjemahkan dengan baik pula oleh Pak Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang berkomitmen melindungi petani singkong lokal,” lanjut Don.

Sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah, DPN TMI menyerukan beberapa langkah strategis yang perlu segera diambil oleh para pemangku kepentingan terkait. Di antaranya adalah penetapan Harga Acuan Pembelian (HAP) singkong di tingkat petani, yang mencerminkan biaya produksi dan margin keuntungan yang wajar.

Atas dasar inilah, DPN TMI menyerukan kepada stakeholder terkait untuk:

  1. Menetapkan Harga Acuan Pembelian (HAP) singkong di tingkat petani, yang mencerminkan biaya produksi dan margin keuntungan yang wajar.
  2. Mengawasi praktek tengkulak dan dugaan permainan harga oleh segelintir pihak yang menguasai rantai pasok (mencegah struktur pasar oligopsoni)
  3. Mendorong program hilirisasi singkong dan industri olahan berbasis desa agar nilai tambah bisa dirasakan petani.
  4. Membangun skema kemitraan yang adil antara petani dan industri pengolahan singkong, termasuk model kontrak harga jangka panjang yang transparan.

Wamentan Sudaryono Ajak Anak Muda Ambil Peran di Sektor Pertanian

Jakarta — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong anak muda Indonesia untuk aktif mengambil peran di sektor pertanian. Menurutnya, generasi muda adalah kunci utama dalam membangkitkan kembali pertanian nasional.

Dalam sebuah kesempatan, Sudaryono menyampaikan pandangannya soal potensi besar sektor pertanian jika dikelola oleh anak muda. Ia menegaskan bahwa citra bertani saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan masa lalu.

“Di era modern ini, bertani tidak lagi identik dengan lumpur dan hidup pas-pasan. Di kalangan anak muda, pertanian kini menjelma jadi ladang cuan yang menjanjikan dan memiliki masa depan cerah,” kata Sudaryono.

Pada acara Forum Nasional Petani Muda dan Forum Nasional Organisasi Kepemudaan Bidang Pertanian di Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP) Ciawi, Bogor, Jawa Barat, pada  Kamis 22 Mei 2025 yang dimana ia menekankan anak muda untuk mengambil peran.

“Anak muda harus ambil peran. Hari ini kita satukan gerakan pemuda pertanian dalam Forum Petani Muda Indonesia. kita ingin melahirkan lebih banyak petani dan pengusaha muda yang bisa menjadi motor penggerak pertanian. ujarnya.

Ketua Dewan Pembina Tani Merdeka, Sudaryono juga menjelaskan bahwa peluang di sektor pertanian sangat terbuka lebar. Anak muda bisa tidak hanya menjadi petani, tetapi juga pengusaha di bidang ekspor hasil pertanian.

“Selain menjadi petani, ada yang jadi pengusaha, ada yang ekspor sayur, ekspor buah, kemudian ada ekspor gula aren,gula kelapa, dan seterusnya. kita ingin mereka yang sudah mandiri dapat meneruskan dan mengajarkan kepada yang belum, tambahnya.

Lebih lanjut, Sudaryono atau akrab dipanggil Mas Dar  menekankan pentingnya dukungan bagi anak muda yang ingin terjun di dunia pertanian. Menurutnya, asal ada kemauan dan pendampingan yang tepat, siapapun bisa sukses di bidang ini.

“Kalau di pertanian ini asal ada kemauan, kemudian pertanian kita sia dukung, mulai dari metode cara bertani, cara packaging, pasca panen, perawatan, penanaman, dan seterusnya kita bisa ikut kombinasi” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa pendapatan para petani muda tidak berasal dari gaji negara, melainkan dari hasil pengolahan lahan sendiri melalui berbagai skema, salah satunya bagi hasil.

“ini bukan gaji dari negara, tapi hasil dari pengolahan lahan mereka dengan skema bagi hasil dan seterusnya.” pungkasnya.

Dengan adanya forum-forum seperti ini, diharapkan semakin banyak generasi muda yang tergerak untuk terjun ke sektor pertanian. Selain membuka peluang usaha yang menjanjikan, kehadiran petani muda juga diyakini mampu memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah.

 

DPD Tani Merdeka Kota Pekalongan Siap Bersinergi Dengan Dinperpa Jalankan Program Urban Farming dan Tani Milenial

Pekalongan — DPD Tani Muda Merdeka (TMI) Kota Pekalongan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan. Salah satunya melalui rencana pelaksanaan program urban farming percontohan dan sosialisasi tani milenial yang akan digelar bersama Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan, pada Jumat (23/05/2025).

Mungki Retnosari selaku Ketua DPD TMI Kota Pekalongan menyebutkan sinergi ini merupakan bagian dari upaya TMI untuk memastikan program-program ketahanan pangan dari pemerintah benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh para petani di daerah.

“Ya, kita di TMI memang bertugas untuk mengawal program pemerintah di bidang ketahanan pangan. Kita bersinergi dengan Dinas Pertanian agar program dari pemerintah bisa sampai ke petani dan tujuan akhirnya adalah kesejahteraan petani,” ujar Mungki Retnosari Ketua DPD TMI Kota Pekalongan.

Mungki Retnosari yang kerap di sapa Kikie ini menyampaikan bahwa tak hanya menyasar petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan), program ini juga secara aktif mengajak kalangan muda untuk ikut terlibat dalam sektor pertanian melalui program petani milenial.

“Semua kalangan masyarakat tani kita libatkan, bahkan para muda-mudi kita dorong untuk ikut bergabung sebagai petani milenial,” katanya.

Dalam pelaksanaannya, DPD TMI Kota Pekalongan tetap bersinergi dengan Dinperpa. Bahkan, dalam kegiatan sosialisasi nanti, rencananya akan menghadirkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Dinperpa sebagai pembicara, bersama salah satu dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.

Kunjungan dan pembahasan awal mengenai program ini pun mendapat sambutan positif dari pihak Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan.

“Respon dan sambutannya sangat positif serta mendapat dukungan penuh,” tambahnya.

TMI berharap, melalui program ini ketahanan pangan di Kota Pekalongan semakin kuat, kesejahteraan petani meningkat, dan ekonomi masyarakat ikut terdongkrak.

“Semoga dengan adanya program ini, ketahanan pangan di Kota Pekalongan semakin terjaga, petani makin sejahtera, dan ekonomi masyarakat terus berkembang,” pungkasnya.

Cara Mudah Petani Jualan Hasil Panen Lewat Media Sosial

Di era digital seperti sekarang, petani tidak cuma bisa berjualan hasil panen lewat tengkulak atau pasar tradisional saja. Lewat media sosial, petani bisa langsung promosi dan jual hasil panennya ke konsumen tanpa perantara. Selain lebih cepat, hasilnya juga bisa lebih menguntungkan! 

Buat para petani atau komunitas tani yang ingin mulai, berikut panduan sederhana cara memanfaatkan media sosial untuk jualan produk pertanian.

Media sosial seperti Tiktok, Instagram, Facebook, hingga WhatsApp bisa jadi alat promosi gratis yang menjangkau banyak orang. Apalagi sekarang banyak orang belanja sayur, buah, hingga beras organik langsung dari petani lewat media sosial. Adapun manfaat dari penggunaan media sosial untuk petani yaitu seperti: 

  1. Bisa jual langsung ke konsumen
  2. Dapat harga lebih bagus tanpa dipotong tengkulak
  3. Lebih dikenal banyak orang
  4. Bangun komunitas pelanggan loyal

Inilah beberapa tips yang mesti dilakukan petani dalam memasarkan hasil panennya ke media sosial.

  1. Foto Produk yang Menarik

Gunakan kamera HandPhon yang cukup bagus. Foto hasil panen di bawah sinar matahari biar warnanya lebih cerah atau mendapatkan cahaya yang cukup dan pastikan produk terlihat segar dan bersih.

  1. Tulis Deskripsi Produk yang Jelas

 Contoh:
“Pepaya California, manis, segar dari kebun sendiri. 1 kg Rp 10.000. Bisa pesan lewat WA, kirim area Purbalingga & sekitarnya.”

  1. Aktif Posting Setiap Hari

Update hasil panen, proses di kebun, atau testimoni pelanggan. Orang jadi tahu kalau kebunnya aktif.

  1. Berikan Promo Menarik

Misal: beli 3 kg, gratis ongkir. Atau diskon khusus pelanggan pertama.

Selain media sosial, tentu para petani juga bisa jual melalui Marketplace, seperti Tokopedia dan Shopee. Petani zaman sekarang tidak boleh ketinggalan teknologi. Lewat media sosial, petani bisa promosi, jualan, dan membangun jaringan pelanggan lebih luas. Cara ini juga bisa bantu petani muda yang ingin usaha pertanian tanpa harus buka toko fisik. Jadi, mulai manfaatkan HandPhone dan media sosial buat jualan hasil kebun sendiri.

Tani Merdeka Pidie Kunjungi Pabrik Garam di Simpang Tiga

Pidie, 21 Mei 2025 — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tani Merdeka Kabupaten Pidie melakukan kunjungan ke pabrik garam yang berlokasi di Kampung Cek Brek, Kecamatan Simpang Tiga, Rabu (21/5/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk mengamati langsung proses produksi garam serta berdialog dengan para petani garam setempat.

Ketua DPD Tani Merdeka Kabupaten Pidie, Sabirin SE, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat sinergi antar petani sekaligus memahami potensi pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan produktivitas garam di wilayah tersebut.

“Kunjungan ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa, melainkan memiliki tujuan yang spesifik, yaitu Memahami Proses Produksi”, ujar Sabirin.

Kunjungan ini juga diharapkan menjadi ruang diskusi untuk mengidentifikasi berbagai persoalan, sekaligus menggali peluang pengembangan usaha garam berbasis teknologi.

“Melalui kunjungan ini, Tani Merdeka DPD Pidie ingin melihat langsung bagaimana garam diproduksi, mulai dari pengolahan air laut hingga menjadi garam siap pakai”, tambahnya.

Tani Merdeka sebagai organisasi yang fokus pada pemberdayaan petani terus mendorong adanya inovasi dan kolaborasi antar petani demi meningkatkan kesejahteraan bersama.

 

Tani Merdeka Indonesia Turut Serta dalam Penyerahan 63 Unit Alsintan untuk Petani Kuningan

Kuningan, Jawa Barat — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Provinsi Jawa Barat turut serta  dalam kegiatan penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kuningan, Senin (19/5/2025).

Bantuan ini merupakan bagian dari program nasional percepatan luas tambah tanam yang digagas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua DPW Tani Merdeka Jawa Barat, Yudi Setia Kurniawan, bersama jajaran pemerintah daerah dan para petani.

Bantuan alsintan yang diserahkan terdiri dari berbagai jenis alat modern seperti combine harvester, traktor tangan, traktor rotary, drone penyemprot pertanian, mesin pencacah, hingga pompa air. Bantuan ini ditujukan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian serta memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Kuningan.

“Kelompok Tani Beber Jaya binaan Tani Merdeka kabupaten kuningan alhamdulillah  menerima combine harvester dari kementerian pertanian. Saya berharap semua pada kelompok tani di Jawa Barat harus semangat lagi dalam menjalankan pertanian karena bagaimanapun swasembada pangan dan ketahanan pangan adalah program utama dari Presiden RI Prabowo Subianto ujar Yudi Setia Kurniawan.

Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar, dalam kesempatan itu juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam realisasi bantuan alsintan tersebut.

“Penyerahan 63 unit alsintan ini adalah hasil dari perhatian luar biasa Anggota DPR RI Komisi IV Pak Dadang M. Naser, Bu Rina Sa’ada, serta dukungan dari para kelompok Tani Merdeka. Ini ikhtiar bersama untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kuningan,” ucap Bupati Dian.

Bupati menegaskan bahwa kehadiran alsintan ini akan memudahkan para petani dalam mengolah lahan dan memanen hasil pertanian dengan lebih cepat dan efisien. Ia berharap sektor pertanian di Kuningan semakin berkembang dan mampu berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

Wildan, salah satu perwakilan kelompok tani, turut mengungkapkan harapannya agar pemerintah terus mendukung para petani dengan berbagai teknologi pertanian modern ke depannya.

“Kami berharap di desa kami dan daerah-daerah lain yang punya potensi pertanian tinggi bisa mendapatkan dukungan alsintan dan teknologi pertanian lainnya agar hasil panen semakin maksimal, ujarnya.

Pemberian bantuan menjadi bagian dari upaya strategis pemerintah untuk memastikan program ketahanan pangan nasional berjalan optimal di berbagai daerah, khususnya di Jawa Barat. Tani Merdeka Indonesia berkomitmen untuk terus bersinergi bersama pemerintah dan petani dalam memperkuat sektor pertanian.

 

DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Sambas Resmi Dilantik, Siap Sukseskan Ketahanan Pangan Daerah

Sambas, Kalimantan Barat — Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Kabupaten Sambas periode 2025-2029 resmi dilantik. Prosesi pelantikan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPW TMI Kalimantan Barat, M. Saufi, pada Senin (19/5/2025).

Pelantikan yang berlangsung khidmat ini turut dihadiri Bupati Sambas, Satono, Dewan Pembina DPW TMI Kalbar sekaligus anggota DPD RI, Daud Yordan, serta jajaran kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Sambas. Tidak hanya dari unsur pemerintah, acara ini juga diikuti oleh para petani dari Brigade Pangan, kelompok tani, gabungan kelompok tani (Gapoktan), penyuluh pertanian, hingga para pengusaha kios pupuk di wilayah Sambas.

Ketua DPD TMI Kabupaten Sambas, Gulma Pujianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kehadiran TMI di Kabupaten Sambas merupakan upaya untuk menghadirkan wadah bagi para petani dalam meningkatkan kesejahteraan serta menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian.

TMI dibentuk sebagai wadah petani untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” ujar Gulma Pujianto.

Ia menegaskan, TMI juga akan berperan sebagai mitra strategis pemerintah, menjembatani para petani dengan berbagai program ketahanan pangan yang tengah dijalankan. Melalui kolaborasi ini, diharapkan sektor pertanian di Kabupaten Sambas dapat terus berkembang.

“Sebagai mitra pemerintah, TMI hadir untuk menjembatani program kerja ketahanan pangan pemerintah,” tambahnya.

Kabupaten Sambas dikenal sebagai salah satu sentra produksi padi terbesar di Kalimantan Barat. Selain itu, wilayah ini juga memiliki keunggulan di sektor perkebunan dengan komoditas unggulan seperti jeruk dan buah naga. Gulma berharap, dengan terbentuknya kepengurusan baru ini, produktivitas pertanian dapat terus ditingkatkan melalui penerapan teknologi dan modernisasi pertanian.

“Kami harap TMI dapat bersinergi mendukung program Pemerintahan Kabupaten Sambas. Peningkatan produktivitas pertanian dengan peningkatan teknologi dan modernisasi pertanian,” jelas Gulma.

Ia juga menyatakan komitmennya untuk terus bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mendorong peningkatan produktivitas pertanian serta mewujudkan kemandirian pangan di daerah.

“Kami komitmen untuk kolaborasi dan mendukung program prioritas Kabupaten Sambas untuk mencapai kemandirian pangan,”pungkasnya.

Tani Merdeka Siap Dorong Kesejahteraan Petani di Kabupaten Sambas

Sambas, Kalimantan Barat — Daud Yordan, anggota DPD RI dan pembina DPW TMI Kalbar, menegaskan TMI hadir untuk mendukung swasembada pangan Indonesia dengan fokus utama pada lumbung padi, Senin (19/5/2025).

Organisasi Tani Merdeka Indonesia (TMI) terus berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani di Kabupaten Sambas. Melalui kolaborasi bersama pemerintah dan berbagai stakeholder terkait.

“Tentu bisa mensejahterakan masyarakat, tentu ada goals yang kita harapkan, oleh sebab itu melalui organisasi ini kita bentuk bekerja sama dengan pemerintah, dengan semua stakeholder terkait supaya Tani Merdeka dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan terhadap masyarakat,

Kabupaten Sambas sendiri dikenal sebagai salah satu lumbung pangan terbesar di Kalimantan Barat, khususnya untuk sektor padi. Melihat potensi besar tersebut, pihak TMI akan memprioritaskan berbagai program dan dukungan di daerah penghasil pangan utama ini.

“Kabupaten Sambas lumbung pangan padi terbesar untuk sektor pertanian di Kalbar. Maka, dari itu tentu kami sebagai pembina pengurus dari dewan TMI akan memprioritaskan daerah-daerah yang memang menghasilkan lumbung padi atau pangan atau pertanian namun tetap bersama-sama dengan daerah-daerah lain,” katanya

TMI juga berencana untuk terus mengajukan berbagai usulan kebutuhan petani di Kabupaten Sambas kepada pemerintah, seperti bantuan alat dan mesin pertanian serta fasilitas penunjang lainnya.

“Tentu organisasi akan mengusulkan usulan-usulan yang ada, yang dibutuhkan oleh para petani,” tutupnya.

Upaya ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah serta meningkatkan taraf hidup petani melalui modernisasi alat pertanian dan program pemberdayaan yang berkelanjutan.