Beranda blog Halaman 39

Kebijakan Presiden Prabowo Jaga Harga Gabah, Petani Terbantu Saat Panen

0

TANIMERDEKA – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan komitmen nyata dalam membela nasib petani. Salah satunya melalui kebijakan Harga Pokok Penjualan (HPP) tanpa potongan atau rafaksi yang saat ini terbukti menjaga harga gabah tetap stabil, bahkan saat panen raya.

Ketua Kelompok Tani asal Jawa Barat, Otong Wiranta, mengatakan kebijakan ini sangat membantu petani agar tidak merugi. Menurutnya, tanpa perlindungan harga dari pemerintah, harga gabah bisa saja anjlok.

“Kalau tidak diperhatikan dan tidak dikawal, harga gabah bisa jatuh sampai Rp5.000 per kilogram. Tapi sekarang, kebijakan HPP ini membuat harga tetap stabil di angka Rp6.500. Ini sangat membantu petani,” kata Otong dalam webinar PERHEPI, dikutip pada Selasa, 15 Juli 2025.

Otong mengapresiasi langkah Presiden Prabowo yang bergerak cepat menjaga harga di tengah gejolak pasar.
Ia menambahkan, meskipun masih ada kendala di lapangan, kebijakan ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap petani kecil.

“Walaupun di beberapa daerah masih ada yang bandel dengan alasan transportasi atau kadar air tinggi, selisih harga tidak terlalu jauh. Artinya, kebijakan ini berhasil menjaga harga,” ujar Otong.

Otong juga menjelaskan tidak semua petani bisa menikmati harga tinggi karena sebagian besar sudah selesai panen. Namun, setidaknya kebijakan ini memberi harapan baru bagi petani yang masih melakukan panen, terutama di daerah pesisir.

“Yang masih panen adalah petani di daerah telat tanam. Mereka yang menikmati harga gabah tinggi saat ini,” katanya.

Otong turut mengingatkan agar publik memahami perbedaan kategori petani saat melihat siapa yang diuntungkan.

“Buruh tani, penyewa lahan, dan pemilik lahan semuanya disebut petani. Jadi harus jelas dulu siapa yang benar-benar diuntungkan. Tapi intinya, pemerintah sudah hadir,” tegasnya.

Ia juga menyebutkan tingginya biaya usaha tani yang kini hampir menyentuh Rp28 juta per hektare. Oleh karena itu, kebijakan yang berpihak pada petani sangat dibutuhkan.

“Dengan produksi rata-rata 6 ton per hektare dan harga Rp6.500, pendapatan petani sekitar Rp39 juta. Setelah dikurangi biaya, keuntungannya hanya Rp11 juta. Jadi penting sekali peran negara,” ujarnya.

Langkah pemerintah di bawah Presiden Prabowo ini sekaligus menunjukkan keseriusan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Presiden tak hanya berbicara soal swasembada, tapi langsung mengawal kebijakan yang melindungi petani dari kerugian saat panen.

“Pemerintah hadir. Petani merasa didampingi. Kami harap kebijakan seperti ini terus berlanjut,” pungkas Otong.[]

Panen Padi Pakai Combine, Petani: Terima Kasih Presiden Prabowo dan Wamentan Sudaryono

0

TANI MERDEKA – Petani binaan Tani Merdeka Indonesia di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, melaksanakan panen padi secara modern menggunakan alat combine harvester bantuan dari Kementerian Pertanian. Kegiatan panen ini dihadiri langsung oleh Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Kalimantan Barat, M. Saupi, bersama pengurus DPD Tani Merdeka Kabupaten Ketapang serta kelompok tani binaan.

Panen padi kali ini terasa lebih mudah dan cepat karena menggunakan combine, mesin pertanian yang mampu memanen dengan cepat. Para petani pun menyambut gembira uji coba penggunaan alat ini di sawah mereka.

M. Saupi menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam kepada pemerintah, khususnya kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir. Menurutnya, perhatian dan kepedulian terhadap petani terus ditunjukkan dengan tindakan nyata.

“Ini bukan sekadar bantuan alat. Ini adalah wujud kehadiran negara di tengah-tengah kami, para petani kecil. Di pelosok Kalimantan Barat, kami merasa didengar dan diperhatikan. Terima kasih Bapak Presiden Prabowo, terima kasih Sudaryono, dan terima kasih Bang Don Muzakir atas dukungannya,” ujar M. Saupi, pada Senin, 14 Juli 2025.

Ia menambahkan, penggunaan combine harvester ini menjadi angin segar bagi para petani di Kalimantan Barat. Selain menghemat waktu dan tenaga, alat ini juga membantu mengurangi kerugian hasil saat panen.

“Combine ini sangat membantu kami. Dulu, untuk satu hektare sawah, butuh waktu dan tenaga banyak orang untuk panen. Sekarang bisa jauh lebih cepat dan hasilnya bersih. Ini betul-betul meningkatkan semangat petani,” ungkapnya.

M. Saupi berharap program-program seperti ini terus dilanjutkan dan diperluas agar semakin banyak petani di Kalimantan Barat yang bisa merasakan manfaatnya. Ia juga menyebut Tani Merdeka akan terus menjadi jembatan antara petani dan pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional.

“Kalau petani dibantu dan diperhatikan seperti ini, saya yakin Indonesia bisa mandiri pangan. Kami siap mendukung program swasembada yang dicanangkan Presiden Prabowo. Tani Merdeka akan terus bersama rakyat tani,” pungkasnya.[]

Pertanian Indonesia Dapat Angin Segar dari Kesepakatan IEU-CEPA

0
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen
Presiden Prabowo Bertemu Presiden Komisi Eropa, Sepakati Perundingan IEU-CEPA

Brussels — Indonesia dan Uni Eropa sepakat menandatangani perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA), yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi berbagai sektor strategis, termasuk pertanian. Kesepakatan ini sekaligus menjadi langkah penting dalam memperluas akses pasar Indonesia ke kawasan Eropa.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan bahwa perjanjian ini akan membuka pasar baru serta menciptakan lebih banyak peluang di berbagai sektor, di antaranya pertanian, otomotif, jasa, dan industri lainnya. Ursula menambahkan, kesepakatan tersebut juga berperan penting dalam memperkuat rantai pasok bahan baku penting yang dibutuhkan di tengah transisi energi dan digital yang tengah berlangsung di Eropa.

“Perjanjian ini akan membuka pasar baru, menciptakan lebih banyak peluang di sektor-sektor kunci seperti pertanian, otomotif, jasa, dan lainnya. Selain itu, memperkuat rantai pasok untuk bahan baku penting yang sangat dibutuhkan dalam transisi energi dan digital,” ujar Ursula dalam konferensi pers bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Brussels, Belgia, Minggu (13/07/25), seperti dikutip dari Antaranews.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo Subianto menyambut baik tercapainya kesepakatan tersebut, yang disebutnya sebagai bentuk komitmen kedua pihak untuk mendorong kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.

“Kita telah menyepakati untuk menandatangani CEPA. Kita telah mencapai banyak kesepakatan yang akan mengakomodasi kepentingan ekonomi masing-masing pihak,” ujar Prabowo, seperti dilansir dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa salah satu poin penting dalam kesepakatan ini adalah mulai melunaknya sikap Uni Eropa terkait pembatasan impor sejumlah produk pertanian Indonesia. Selama ini, beberapa komoditas seperti minyak sawit, kedelai, karet, coklat, kopi, kayu, hingga ternak dibatasi melalui aturan European Union Deforestation Regulation (EUDR) karena dianggap sebagai pemicu deforestasi.

“Produk-produk tersebut sebelumnya dibatasi melalui aturan European Union Deforestation Regulation (EUDR). Aturan itu sempat menjadi batu sandungan utama dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA),” ungkap Budi dalam keterangan terpisah, seperti dikutip dari Tvonenews.com.

Dengan adanya pelonggaran tersebut, diharapkan produk-produk unggulan pertanian Indonesia dapat kembali memperluas pasarnya di Uni Eropa. Pemerintah Indonesia optimistis perjanjian ini akan memberi dampak positif bagi petani, pelaku usaha pertanian, dan ekonomi nasional secara umum.

Kedua belah pihak menargetkan implementasi perjanjian dapat segera dilakukan demi mendorong pertumbuhan perdagangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

 

Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia Dorong Penguatan Organisasi Hingga Tingkat Desa

0
Sambuatan Don Muzakir Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia
sambutan Don Muzakir Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesi dalam pelantikan DPW TMI Provinsi Riau

Pekanbaru — Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Tani Merdeka Indonesia (TMI), Don Muzakir, menegaskan komitmennya untuk menjadikan TMI sebagai organisasi yang hadir langsung di tengah-tengah petani, khususnya di wilayah pedesaan. Hal itu disampaikannya saat pelantikan pengurus Dewan Pengurus Wilayah (DPW) TMI Provinsi Riau di Gedung Daerah Gubernur, Pekanbaru, Sabtu (12/7/25).

Dalam sambutannya, Ketua Umum mengajak seluruh pengurus dan anggota TMI menjadi garda terdepan dalam menjembatani kebutuhan petani desa dengan pemerintah

“Mungkin ada kekurangan pemerintah yang terlalu jauh dan tidak terlihat, itu tugas kita di TMI ini. Makanya saya berharap kepada pengurus, bentuklah struktur sampai ke tingkat desa-desa,” tegas Don Muzakir.

Lebih lanjut, Don Muzakir menegaskan bahwa TMI bukan sekadar organisasi biasa, melainkan sebuah gerakan nyata yang harus memberikan dampak langsung kepada petani. Ia juga menekankan pentingnya peran pengurus dalam menjalankan amanah organisasi.

“Kita ingin TMI ini menjadi organisasi yang fokus mengurus para petani yang hidup di desa-desa. Karena itu tanggung jawab kita. Sebagai pengurus, tanggung jawab kita berat,” ujarnya.

Selaras dengan itu Ketua DPW Oki Saputra Malay yang baru dilantik juga mengajak seluruh elemen DPW TMI Provinsi Riau dan petani untuk terus belajar dan berinovasi, seiring dengan perkembangan teknologi pertanian yang semakin pesat.

“Mari kita buktikan bahwa Tani Merdeka Indonesia ini bukan hanya sekedar nama, tapi gerakan nyata yang mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kepada para petani, teruslah belajar berinovasi dan beradaptasi dengan teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Kita harus membuktikan bahwa petani adalah profesi yang sangat-sangat membanggakan dan menjanjikan, serta dapat menjadi penopang ekonomi keluarga dan daerah,” pungkas Oki Saputra Malay

Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia Lantik Pengurus DPW Provinsi Riau

0
Foto bersama Ketua Umum DPN TMI dan seleuruh pengurus DPW TMI Riau

Pekanbaru — Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia (TMI) Provinsi Riau resmi dilantik pada Sabtu, (12/07/25). Acara pelantikan berlangsung di Gedung Daerah Gubernur Riau dan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) TMI, Don Muzakir.

Dalam sambutannya, Don Muzakir menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pengurus yang telah resmi dilantik. Ia menyatakan keyakinannya bahwa di bawah kepemimpinan Oki Saputra Malay, kesejahteraan petani di Provinsi Riau akan semakin meningkat.

“Selamat bekerja kepada pengurus DPW TMI Provinsi Riau. Saya yakin dan percaya, di bawah kepemimpinan Bapak Oki, petani Riau akan semakin sejahtera,” ujar Don Muzakir.

Lebih lanjut, Don Muzakir mengingatkan kepada seluruh pengurus untuk menjaga komitmen organisasi dan tetap setia terhadap nilai-nilai perjuangan Tani Merdeka Indonesia.

“Saya harap kepada para pengurus, jaga baik-baik bendera TMI. Ini organisasi yang langsung di bawah arahan Bapak Prabowo, makanya logonya wajah Pak Prabowo,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPW TMI Provinsi Riau yang baru dilantik, Oki Saputra Malay mengajak seluruh jajaran pengurus untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi dengan berbagai pihak demi kemajuan sektor pertanian di Riau.

“Saya mengajak kepada seluruh pengurus yang baru dilantik untuk bekerja dengan penuh dedikasi, saling bahu-membahu, dan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah, mitra swasta, perguruan tinggi, serta para petani di seluruh Provinsi Riau,” ucap Oki Saputra.

Ia juga menyampaikan rasa bangga atas terlaksananya pelantikan ini dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terbentuknya kepengurusan DPW TMI Riau.

“Kita semua hadir di sini dengan visi yang sama, yaitu menjadikan pertanian sebagai sektor strategis untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendorong inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan zaman,” tutupnya.

Panen Jadi Ringan, Petani Jabar Rasakan Sentuhan Nyata dari Pemerintah

0

TANI MERDEKA – Petani binaan DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Jawa Barat melakukan panen padi dengan menggunakan mesin panen modern atau combine harvester bantuan dari Kementerian Pertanian.

Kegiatan panen ini berlangsung lancar dan dinilai sangat membantu pekerjaan para petani. Dengan alat tersebut, proses panen menjadi lebih cepat, efisien, dan hasilnya lebih maksimal.

Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) DPW Tani Merdeka Indonesia Jawa Barat, Rohman Firmansyah menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan combine dari Presiden Prabowo Subianto.

“Combine ini sangat membantu petani. Panen jadi lebih mudah dan cepat. Kita sangat terbantu, dan ke depannya kami berharap ada penambahan unit combine lagi agar lebih banyak kelompok tani yang bisa menggunakannya,” ujar Rohman, pada Sabtu, 13 Juli 2025.

Rohman juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir atas perhatian mereka terhadap petani di Jawa Barat.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo, Wamentan Sudaryono, dan Ketum Tani Merdeka Don Muzakir. Bantuan ini nyata dan sangat dirasakan manfaatnya oleh petani kami,” katanya.

Ia berharap, dukungan terhadap petani terus ditingkatkan agar produktivitas pertanian di Jawa Barat semakin tinggi dan petani semakin sejahtera.[]

Wujudkan Swasembada Pangan, Tani Merdeka Aceh Tamiang Jalin Sinergi dengan Dinas Pertanian

0

TANIMERDEKA – Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Aceh Tamiang, M Prawira Haji, bersama jajaran pengurus melakukan silaturahmi dan koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tamiang, Yunus.

Pertemuan tersebut digelar sebagai bagian dari upaya membangun sinergi antara organisasi Tani Merdeka dengan pemerintah daerah dalam memajukan sektor pertanian.

Dalam pertemuan yang berlangsung hangat itu, kedua pihak membahas berbagai langkah strategis dan peluang pengembangan pertanian di Aceh Tamiang.

M Prawira Haji menyampaikan bahwa Tani Merdeka siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya Dinas Pertanian, untuk mendukung program swasembada pangan nasional yang tengah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Kami ingin ke depan program kerja Tani Merdeka Aceh Tamiang bisa sejalan dan bersinergi dengan program-program dari Dinas Pertanian. Tujuannya adalah mempercepat terwujudnya kemandirian pangan di daerah, seperti yang diamanatkan Presiden Prabowo,” ujar M Prawira Haji, pada Kamis, 10 Juli 2025.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Aceh Tamiang, Yunus, menyambut baik kehadiran pengurus Tani Merdeka. Ia menilai kolaborasi seperti ini sangat penting dalam memperkuat gerakan pertanian di tingkat lokal.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari Tani Merdeka. Tentu kami membuka ruang seluas-luasnya untuk bekerja sama, terutama dalam mendukung program-program petani dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian di Aceh Tamiang,” kata Yunus.

Ia juga berharap sinergi ini bisa melahirkan program konkret yang menyentuh langsung kebutuhan para petani di lapangan, baik dari sisi penyuluhan, sarana produksi, hingga akses pasar.[]

Wamen Pertanian Sudaryono: Hilirisasi Kunci Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional

0
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono

TANIMERDEKA – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menegaskan bahwa hilirisasi di sektor pertanian dan perkebunan adalah kunci utama untuk mewujudkan kedaulatan dan swasembada pangan nasional. Hal ini disampaikan Sudaryono dalam pernyataannya di Jakarta, pada Kamis, 10 Juli 2025.

Menurut Sudaryono, Indonesia punya potensi besar di sektor hulu. Mulai dari produksi beras, jagung, kedelai, hingga komoditas perkebunan seperti sawit, gula, kopi, dan kakao. Tapi, agar potensi ini benar-benar bermanfaat untuk rakyat, perlu penguatan di sektor hilir.

“Tanpa hilirisasi yang kuat, kita akan terus bergantung pada impor. Visi Presiden Prabowo sangat jelas: Indonesia harus berdikari di bidang pangan. Maka hilirisasi bukan pilihan, tapi keharusan,” kata Sudaryono yang Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia.

Pria yang akrab disapa Mas Dar ini menjelaskan hilirisasi tidak hanya soal membangun industri pengolahan, tapi juga memperkuat sistem logistik, penyimpanan, distribusi, hingga pemasaran berbasis teknologi.

Menurutnya, ini penting agar nilai tambah dari hasil pertanian bisa dirasakan langsung oleh petani dan pelaku usaha di dalam negeri, bukan justru dinikmati oleh pihak luar.

“Kita ingin produk pertanian tidak lagi dijual mentah. Kita ingin lihat beras premium dalam kemasan nasional, kopi Indonesia mendunia dengan merek lokal, dan petani kita jadi pemain utama, bukan hanya penonton,” tegasnya.

Sudaryono juga menyampaikan, keberhasilan hilirisasi bisa membawa efek besar bagi ekonomi desa. Ia yakin hilirisasi bisa membuka lapangan kerja baru, memperkuat industri pangan nasional, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah.

Karena itu, ia mendorong adanya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, perguruan tinggi, dan BUMN. Tujuannya agar bisa menciptakan ekosistem hilirisasi pertanian yang berkelanjutan.

“Visi Presiden Prabowo yang menempatkan swasembada pangan sebagai pilar utama pembangunan nasional harus dimulai dari desa, dari sawah, dan dari pabrik pengolahan milik rakyat sendiri. Dengan begitu, Indonesia bisa jadi negara yang kuat, maju, dan sejahtera untuk semua,” pungkas Sudaryono.[]

Tani Merdeka Aceh Temui Balai Wilayah Sungai, Bahas Masalah Irigasi Petani

0

TANI MERDEKA – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh menggelar pertemuan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I untuk membahas persoalan air irigasi yang selama ini dikeluhkan petani.

Pertemuan digelar di kantor BWS Sumatera I dan dihadiri langsung oleh Ketua DPW Tani Merdeka Aceh, Cut Muhammad, didampingi Ketua DPD Tani Merdeka Aceh Besar, Nabhani. Mereka disambut oleh Satker Program BWS Sumatera I, Iskandar.

Dalam pertemuan itu, Cut Muhammad menyebutkan sulitnya petani mendapatkan pasokan air secara merata. Menurutnya, masalah ini berdampak langsung pada hasil panen dan produktivitas pertanian di berbagai daerah.

“Selama ini petani sering mengeluh soal air. Irigasi tidak sampai ke sawah, atau kalau pun sampai, tidak sesuai waktu tanam. Ini membuat panen tidak maksimal,” kata Cut Muhammad dalam pertemuan tersebut, pada Kamis 10 Juli 2025.

Ia berharap Balai Wilayah Sungai bisa menampung keluhan tersebut dan mencari solusi bersama agar petani tidak lagi kesulitan air saat musim tanam tiba.

Cut Muhammad menginginkan ke depan ada kerja sama lebih erat antara pemerintah, petani, dan lembaga terkait.

“Kita ingin petani dan pemerintah bisa duduk bersama dan mencari solusi. Jangan sampai irigasi sudah dibangun tapi tidak bisa dimanfaatkan maksimal hanya karena komunikasi yang kurang,” tutup Cut Muhammad.

Menanggapi hal itu, Iskandar dari BWS Sumatera I menyampaikan bahwa memang banyak masalah terkait jaringan irigasi di Aceh. Salah satu masalah utama yang sering ditemukan adalah bangunan liar yang berdiri di atas jalur irigasi.

“Di banyak lokasi, kami temukan bangunan berdiri di atas saluran irigasi. Ini sangat mengganggu aliran air. Kami himbau masyarakat agar tidak membangun di atas bangunan irigasi, karena itu akan merusak sistem yang sudah ada,” jelas Iskandar.

Ia juga mengatakan pihaknya terus melakukan pendataan dan perbaikan infrastruktur irigasi di berbagai wilayah di Aceh, namun dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan jaringan tersebut.[]

Wamen Pertanian Sudaryono Panen Raya di Jember, Dorong Petani Tingkatkan Produksi

0
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono.

TANI MERDEKA – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, ikut panen raya dan bertemu langsung dengan ratusan petani di Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember, Jumat, 11 Juli 2025.

Dalam kunjungan ini, Sudaryono yang juga Dewan Pembina Tani Indonesia mendorong petani Jember untuk meningkatkan produktivitas pertanian mereka.

Kegiatan diawali dengan peninjauan budidaya maggot oleh kelompok tani setempat. Setelah itu, Sudaryono melakukan panen padi secara simbolis dan berdialog langsung dengan para petani.

“Presiden Prabowo terus mendorong agar Indonesia menjadi negara swasembada pangan. Kita punya lahan yang luas, tidak boleh lagi bergantung pada impor beras, jagung, dan gula,” kata Sudaryono.

Ia menjelaskan, untuk mendukung petani, Presiden Prabowo telah memerintahkan Bulog agar menyerap gabah langsung dari petani. Sudaryono pun mengapresiasi Bulog Jember dan Jawa Timur yang memiliki angka serapan gabah tertinggi saat ini.

Selain itu, pemerintah juga menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah berkisar Rp6.500 hingga Rp7.100 per kilogram, dan HPP jagung sebesar Rp5.500 per kilogram. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 triliun untuk perbaikan infrastruktur pertanian, pengadaan alat dan mesin pertanian, serta menjamin ketersediaan pupuk dan benih unggul.

“Berkat program yang mendukung petani, saat ini kita punya stok beras 4 juta ton. Ini jumlah terbanyak dalam beberapa tahun terakhir,” ucapnya.

Sudaryono juga menargetkan petani Jember bisa panen tiga kali setahun di lahan yang sama tanpa harus membuka lahan baru.

“Dengan panen tiga kali, kebutuhan pangan nasional bisa tercukupi. Petani pun tidak perlu mencangkul di tempat lain,” tambahnya.

Ia menilai Kabupaten Jember punya potensi besar menjadi lumbung pangan nasional. Selain memiliki lahan pertanian yang luas, daerah ini juga dipimpin oleh bupati muda yang energik.

Sudaryono juga menyebutkan potensi tembakau Jember yang unik dan layak dikembangkan sebagai komoditas ekspor. Ia berharap ke depan ada industri tembakau yang dibangun di Jember.

“Tembakau Jember berbeda karena faktor geografis. Kita akan dorong agar investor mau bangun industri di sini,” jelasnya.

Sementara itu, Bupati Jember Muhammad Fawait menyatakan bahwa pihaknya bertekad menjadikan Jember sebagai lumbung pangan nomor satu di Jawa Timur. Saat ini Jember berada di posisi keempat.

Pemkab Jember, kata Fawait, sudah menurunkan penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk mengelola sekitar 6.000 hektare lahan. Pihaknya juga tengah menguji coba pupuk tambahan yang dikembangkan oleh Prof Nur Sucipto. Pupuk ini terbukti mampu mengusir hama dan meningkatkan hasil panen.

Fawait pun berharap dukungan dari Kementerian Pertanian terus berlanjut. “Puluhan alat pertanian sudah dibagikan hari ini, tapi masih belum cukup. Kami mohon di tahun berikutnya bisa ditambah lagi. Petani Jember ini pemilih setia Presiden Prabowo sejak 2014,” pungkasnya.[]