TANIMERDEKA – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan pemerintah telah menurunkan harga pupuk hingga 20 persen. Kebijakan ini disebut sebagai langkah konkret untuk meringankan beban biaya produksi petani.
“Jadi pupuknya bukan gratis. Yang ada, harga pupuk diturunkan 20 persen, jadi harganya lebih terjangkau. Ini juga salah satu langkah konkret pemerintah untuk meringankan beban petani,” kata Sudaryono yang juga Ketua Pembina DPN Tani Merdeka Indonesia dalam acara pelantikan DPW Tani Merdeka Indonesia Jawa Tengah, di GOR Jatidiri, Semarang, pada Minggu, 30 November 2025.
Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, meminta petani tidak termakan isu menyesatkan di ruang publik. Ia menegaskan kabar pupuk gratis tidak benar.
Ia menyebutkan sejumlah kebutuhan strategis petani mulai dari benih, irigasi, hingga dukungan harga pembelian pemerintah (HPP) sudah mulai terpenuhi.
“Kita ingin mengajak semua teman-teman petani di seluruh wilayah. Banyak kebutuhan petani yang sudah kita penuhi, dan ini harus disuarakan dengan baik. Kita bela yang baik,” kata Sudaryono, anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah.
Menurutnya, cukup banyak narasi menyesatkan yang sengaja disebarkan pihak yang tidak memahami kondisi pertanian.
“Jangan sampai opini-opini yang tidak berdasar membelokkan fakta. Apakah seluruh program sudah sempurna? Belum. Ada hal-hal yang perlu diperbaiki, dan itu pasti kita benahi. Namun bukan berarti kerja besar yang sudah berjalan diabaikan begitu saja,” ujarnya.
Sudaryono menekankan pentingnya suara petani tersampaikan ke publik.
“Kita perlu menggalang komunitas petani. Banyak yang sudah merasa terbantu, dan pengalaman mereka harus digaungkan. Jangan sampai narasi pertanian justru dikendalikan oleh mereka yang tidak mengerti dunia pertanian,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut pelantikan Tani Merdeka bukan sekadar acara seremonial.
“Acara hari ini bukan sekadar seremonial. Ini mengandung makna bahwa pengurus DPW Tani Merdeka Jawa Tengah untuk segera melakukan perubahan bagi masyarakat tani,” kata Luthfi, yang juga Ketua Dewan Pembina DPW Tani Merdeka Indonesia Jawa Tengah.
Ia menegaskan 35 kabupaten/kota hadir menyaksikan pengurusnya dilantik. Menurutnya, mereka menunggu langkah konkret organisasi.
“Saya minta pengurus turun ke wilayah, melakukan pengecekan langsung di tingkat petani. Bukan kampanye, ini sungguhan. Kita harus pastikan apakah bantuan pemerintah benar-benar sampai ke petani,” ujarnya.
Luthfi mengakui distribusi bantuan belum berjalan sempurna.
“Melalui Tani Merdeka, kami ingin lakukan pengecekan sehingga hasil panen bisa berlimpah dan bantuannya benar-benar sampai di sawah,” jelasnya.
Ia juga meminta pengurus Tani Merdeka memegang tanggung jawab moral kepada petani.
“Saya minta maaf bila belum maksimal meningkatkan kesejahteraan petani, tapi percaya, di bawah arahan Pak Mentan dan Pak Wamentan dan para senior, kita berkomitmen untuk terus menyejahterakan petani di wilayah kita,” ungkap Luthfi.
Sementara itu Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, menilai pelantikan ini menjadi momentum konsolidasi besar petani Jawa Tengah.
“Gebyar Tani Merdeka adalah momentum kebersamaan. Kita ingin menunjukkan bahwa petani Indonesia mampu bersatu, berpikir maju, dan berkontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional,” kata Don Muzakir.
Suasana Stadion Jatidiri Semarang penuh oleh ribuan petani yang hadir. Agenda pelantikan pengurus DPW Tani Merdeka Jawa Tengah menjadi penegasan bahwa organisasi ini siap turun ke lapangan, memastikan kebijakan pemerintah benar-benar dirasakan petani.[]
