Beranda blog Halaman 2

DPD Tani Merdeka Kabupaten Serang Resmi Dilantik, Siap Kawal Program Pertanian dan Swasembada Pangan

Serang — Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Serang resmi dilantik oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Banten. Kegiatan pelantikan ini berlangsung di Tasikardi, Kecamatan Kramat Watu, Kabupaten Serang, pada Sabtu (14/06/25).

Pelantikan tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Tani Merdeka seperti Yusuf, Abid, dan Hambali. Selain itu, hadir pula mahasiswa dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa beserta dosennya, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten yang mewakili gubernur, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang, Dinas Perikanan Kabupaten Serang, Kepala Bulog Cilegon, Kapolsek Kecamatan Kasemen, serta tokoh masyarakat setempat.

Melalui wawancara, Sekretaris DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Banten, Lim Ibrahim, menyampaikan bahwa setelah dilantik, pengurus DPD Tani Merdeka Kabupaten Serang harus segera bergerak cepat membantu petani di lapangan.

“Setelah dilantik, DPD beserta jajarannya TMI Kabupaten Serang harus segera mendata petani-petani yang perlu dibantu, terutama terkait alsintan, pupuk, dan kebutuhan lainnya. Program Astacita-nya Pak Prabowo ini harus dikawal dengan percepatan yang serius,” ujar Ibrahim.

Ia juga menyebutkan bahwa saat ini DPD Tani Merdeka Kabupaten Serang sudah mulai berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk akademisi dan dinas-dinas terkait.

“Saya melihat DPD ini sudah mulai menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perikanan. Ke depan, mereka harus segera membangun kerjasama dengan berbagai elemen untuk mensukseskan program swasembada pangan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ibrahim menegaskan pentingnya langkah konkret di lapangan.

“Teman-teman di DPD harus langsung turun menemui kelompok-kelompok tani, mendengarkan aspirasi mereka, lalu segera menindaklanjuti, khususnya soal pupuk yang dibutuhkan petani,” jelasnya.

Ia memastikan bahwa DPD TMI Kabupaten Serang siap memfasilitasi kebutuhan para petani di daerahnya.

Dalam kesempatan itu, Ibrahim juga menyinggung pernyataan dari Kepala Dinas Pertanian yang menyebutkan bahwa saat ini Provinsi Banten mengalami surplus beras hingga 4 juta ton. Meski demikian, menurutnya hal itu bukan alasan untuk berhenti bergerak.

“Kalau mendengar sambutan Kepala Dinas, memang sudah surplus sampai 4 juta ton padi. Tapi bukan berarti kita diam. Maka setelah pelantikan, mereka dan kita DPW langsung melakukan audiensi ke berbagai pihak terkait untuk membahas langkah ke depan,” ungkapnya.

Ibrahim berharap, kehadiran dan pergerakan DPD Tani Merdeka bisa membawa dampak positif bagi pertanian di Kabupaten Serang dan Provinsi Banten.

“Semoga pertanian di Kabupaten Serang dan Provinsi Banten bisa terus maju,” tutupnya.

Pelantikan Pengurus Tani Merdeka se-Kalimantan Selatan, Don Muzakir: Organisasi Ini Harus Jadi Mata dan Telinga di Lapangan

Banjarbaru — Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Tani Merdeka Indonesia resmi melantik pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) tingkat provinsi dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan. Pelantikan tersebut berlangsung di Sekretariat DPRD Kota Banjarbaru pada Sabtu, (14/06/25).

Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran organisasi ini dalam mendukung program pemerintah di sektor pertanian. Ia meminta para pengurus yang baru dilantik untuk aktif menyampaikan program-program Presiden Prabowo Subianto kepada para petani di desa-desa terpencil.

“Tugas Tani Merdeka adalah menyampaikan apa yang sudah diprogramkan oleh Presiden Prabowo ke para petani di desa-desa terpencil. Selamat berjuang dan bertugas di lapangan. Kita harus mendukung program pemerintah dalam ketahanan pangan. Mudah-mudahan ini menjadi mata dan telinga kita untuk benar-benar membangun pertanian di daerah-daerah,” ujar Don Muzakir.

Selain itu, Don Muzakir juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap distribusi pupuk di daerah. Ia meminta jajaran Tani Merdeka di daerah untuk segera melaporkan apabila terjadi kelangkaan atau permasalahan terkait pupuk di lapangan.

“Masalah pupuk tidak ada yang langka, ini harus kita awasi dan laporkan jika terjadi masalah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Alin Wijaya, menyatakan kesiapan pihaknya untuk menjalankan program kerja Tani Merdeka di wilayahnya. Ia optimistis petani di Kalimantan Selatan memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Tani memiliki potensi besar mendukung ketahanan pangan nasional yang menjadi program Presiden Prabowo. Kami berkomitmen menjadikan petani yang cerdas, maju, dan sejahtera,” ucap Alin Wijaya.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Pemerintahan Pemprov Kalimantan Selatan, Adi Santoso, menyambut baik kehadiran Tani Merdeka di daerahnya. Ia berharap organisasi ini mampu menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam memajukan sektor pertanian.

“Petani saat ini masih menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, diperlukan sinergi dalam menyusun langkah-langkah strategis. Kami harapkan Tani Merdeka menjadi mitra yang kritis sekaligus mendorong kemajuan petani yang tangguh, cerdas, dan sejahtera,” kata Adi Santoso.

Acara pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, pengurus Tani Merdeka, serta para petani dari berbagai kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.

 

Ketua Umum DPN Tani Merdeka Silaturahmi dengan Kelompok Tani di Kabupaten Banjar, Soroti Masalah Pupuk dan Bantuan Pertanian

Banjar, — Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, melakukan silaturahmi dengan Kelompok Tani Berkat Sulasih di Kabupaten Banjar. Kegiatan ini berlangsung di Sungai Arfat dan dihadiri sejumlah pejabat daerah pada Sabtu (14/06/25).

Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Banjarbaru, Kepala Dinas Pertanian, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Kapolres, Dandim, Kepala Bulog Banjar, serta Ketua DPRD Kota Banjarbaru.

Dalam kesempatan itu, Don Muzakir menyoroti persoalan distribusi pupuk dan bantuan pertanian yang selama ini masih banyak dikeluhkan petani. Ia menegaskan pentingnya peran organisasi tani untuk menjadi pengawal dan penghubung langsung aspirasi petani ke pemerintah pusat.

“Masalah pupuk, masalah bantuan-bantuan yang mungkin tahun-tahun lalu banyak terjadi penyimpangan. Kita ditugaskan untuk menjadi mata dan telinga Pak Prabowo di daerah-daerah mengenai swasembada pangan,” ujar Don Muzakir di hadapan para petani.

Ia juga mengingatkan bahwa swasembada pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Untuk itu, seluruh elemen masyarakat, khususnya petani, diminta turut aktif mengawasi dan mendukung program-program pertanian di daerah masing-masing.

Acara silaturahmi ini menjadi bagian dari upaya konsolidasi dan penguatan jaringan Tani Merdeka di tingkat akar rumput, sekaligus mendengarkan langsung aspirasi petani terkait berbagai persoalan di lapangan.

 

DPW Tani Merdeka Kalsel Resmi Dilantik, Don Muzakir Tegaskan Isu Sengketa Lahan dan Dukungan Program Prabowo

Banjarbaru, — Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Kalimantan Selatan resmi dikukuhkan. Pengukuhan ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, dalam sebuah acara pelantikan yang digelar di Gedung DPRD Kota Banjarbaru pada (14/06/25).

Pelantikan tersebut turut dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Aji Santoso, Forkopimda Provinsi Kalimantan Selatan, Kepala BIN Daerah Kalsel, Kepala Bulog Kalsel, Pj Wali Kota Banjarbaru Subhan Nor Yaumil, Forkopimda Kota Banjarbaru, Kapolresta Banjarbaru, sejumlah kepala perangkat daerah provinsi dan kota, kelompok tani, Kelompok Wanita Tani (KWT), penyuluh pertanian, serta sejumlah organisasi tani seperti Poktan dan Pokdatan.

Dalam sambutannya, Don Muzakir menyoroti isu sengketa lahan yang selama ini kerap terjadi di berbagai daerah. Ia mengingatkan tentang pentingnya menjaga keharmonisan antara petani dan pengusaha, khususnya di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Kita ketahui bahwa banyak lahan-lahan yang diserobot. Sekarang ada Satgas Garuda yang kemudian menjelma menjadi Agrinas Palma. Mereka fokus menangani lahan-lahan sengketa, kita ikut fokus juga gimana caranya kita memastikan jangan sampai pemerintah Pak Prabowo bersama Mas Gibran ini ada konflik antara petani dengan pengusaha kita harus memastikan  itu makanya kita namakan Tani Merdeka,” tegas Don Muzakir.

Selain itu, Don juga menyampaikan pentingnya dukungan terhadap program pemerintah, khususnya dalam hal distribusi langsung pupuk, pestisida, dan benih ke tangan petani. Ia menekankan bahwa petani harus memperoleh akses yang lebih mudah terhadap sarana produksi pertanian.

“Kita harus mendukung setiap kebijakan pemerintah Pak Prabowo yang betul-betul serius bagaimana caranya pupuk, pestisida, dan benih bisa langsung ke petani,” ujarnya.

Don Muzakir juga memperkenalkan program Koperasi Merah Putih yang kini mulai didirikan di sejumlah daerah. Menurutnya, koperasi ini akan dibiayai melalui pinjaman bank sebesar Rp 3 miliar, bukan hibah atau dana cuma-cuma. Skema ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian ekonomi petani.

“Banyak yang bertanya, apakah koperasi ini dibiayai pemerintah? Ya, sebesar Rp 3 miliar, tapi itu bukan uang cuma-cuma, melainkan modal pinjaman dari bank. Jadi harus dikelola secara profesional dan bertanggung jawab,” jelas Don.

Acara pelantikan DPW Tani Merdeka Kalimantan Selatan ini sekaligus menjadi momentum konsolidasi bagi kelompok tani di wilayah tersebut dalam menghadapi tantangan dan peluang sektor pertanian ke depan.

 

Muslem Marzuki Dilantik Jadi Ketua DPD Tani Merdeka Pidie Jaya, Siap Majukan Pertanian Bersama Petani

0

TANI MERDEKA – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh, Cut Muhammad, resmi melantik Muslem Marzuki sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Pidie Jaya. Pelantikan ini digelar di aula Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, pada Kamis, 12 Juni 2025.

Selain pelantikan DPD Tani Merdeka Pidie Jaya, pada acara yang sama juga dilakukan pelantikan pengurus DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen dan Kota Lhokseumawe.

Pelantikan berlangsung dengan khidmat dan dihadiri sejumlah tokoh daerah, di antaranya Wakil Bupati Bireuen Razuardi, Dandim 0111/Bireuen, Kapolres Bireuen, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen Mulyadi, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta perwakilan kelompok tani dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, Ketua DPW Tani Merdeka Aceh, Cut Muhammad, menyampaikan keberadaan DPD Tani Merdeka di Pidie Jaya sangat penting untuk mendukung kemajuan sektor pertanian.

Cut Muhammad menilai Pidie Jaya memiliki potensi yang besar di bidang pertanian, terutama di sektor padi, jagung, dan kedelai. Potensi ini, menurutnya, harus dikelola secara baik dan terarah.

“Pidie Jaya ini punya lahan sawah, lahan jagung, dan lahan kedelai yang cukup luas. Ini aset penting yang harus kita dorong pengembangannya. Tentu harus dilakukan melalui kerja sama yang baik antara petani, organisasi, dan pemerintah daerah,” ujar Cut Muhammad.

Ia menekankan, DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Pidie Jaya di bawah kepemimpinan Muslem Marzuki harus mampu menjalin kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah, dinas teknis, dan juga TNI/Polri untuk memperkuat program pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Tani Merdeka hadir untuk menjadi mitra pemerintah, bukan sekadar organisasi. Kita ingin membangun kekuatan bersama, mendampingi petani, mempermudah akses bantuan, dan mendorong program ketahanan pangan di daerah,” tambahnya.

Cut Muhammad juga mengingatkan agar DPD Tani Merdeka Pidie Jaya aktif dalam mendengar aspirasi petani dan turun langsung ke lapangan.

“Kita harus hadir di tengah petani, mendengar langsung apa yang dibutuhkan petani, dan mencari solusi bersama,” tegasnya.

Sementara itu, Muslem Marzuki usai dilantik menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas amanah yang telah diberikan kepadanya.

Ia menegaskan komitmennya untuk memajukan pertanian di Kabupaten Pidie Jaya dengan melibatkan seluruh elemen petani dan mitra kerja.

“Saya berterima kasih atas kepercayaan ini. Ini amanah yang berat, tetapi insya Allah dengan kerja sama dan dukungan semua pihak, kita akan berusaha sebaik mungkin untuk memajukan pertanian Pidie Jaya,” kata Muslem.

Muslem menyebut, sebagai langkah awal, pihaknya akan fokus memperkuat kelembagaan petani, meningkatkan pendampingan dan edukasi kepada kelompok tani, serta memperjuangkan akses bantuan dari pemerintah.

“Kami ingin DPD Tani Merdeka Pidie Jaya menjadi wadah perjuangan petani. Kita akan bersinergi dengan pemerintah daerah, TNI/Polri, dinas pertanian, dan semua pihak untuk mewujudkan pertanian yang lebih maju, mandiri, dan modern,” ujarnya.

Muslem juga mengatakan pentingnya perhatian terhadap harga hasil panen dan ketersediaan sarana produksi bagi petani. “Petani butuh kepastian harga, butuh pupuk, alat, dan akses pasar. Ini akan jadi fokus kerja kami ke depan agar petani lebih sejahtera,” pungkasnya.

Pertanian Regeneratif: Solusi Bertani Ramah Alam untuk Masa Depan Indonesia

Isu krisis iklim, kerusakan tanah, dan penurunan hasil panen menjadi tantangan nyata bagi sektor pertanian di Indonesia. Banyak lahan mulai kehilangan kesuburannya karena praktik pertanian yang hanya berorientasi hasil tanpa memperhatikan kelestarian alam. Di tengah situasi ini, konsep pertanian regeneratif muncul sebagai solusi alternatif yang tidak hanya produktif, tapi juga merawat keseimbangan ekosistem.

Pertanian regeneratif adalah pendekatan bertani yang fokus pada pemulihan dan peningkatan kesehatan tanah, keanekaragaman hayati, serta keseimbangan ekosistem. Berbeda dari pertanian konvensional yang sering mengandalkan bahan kimia dan sistem monokultur, pertanian regeneratif justru menempatkan alam sebagai mitra.

Praktik ini tak hanya bertujuan menghasilkan hasil panen, tapi juga memperbaiki kondisi lingkungan sekitar, seperti kualitas tanah, udara, air, dan habitat alami.

Beberapa prinsip yang biasa diterapkan dalam sistem pertanian regeneratif antara lain:

  1. Mengurangi atau menghindari olah tanah (no-till/minimum-till)
    Agar struktur tanah tetap terjaga dan mikroorganisme dalam tanah tidak terganggu.

  2. Diversifikasi tanaman (polikultur)
    Menanam berbagai jenis tanaman dalam satu area untuk meningkatkan kesuburan alami dan mencegah hama penyakit.

  3. Penanaman tanaman penutup tanah (cover crops)
    Seperti kacang-kacangan atau tanaman hijau lain yang menjaga kelembaban tanah dan menambah unsur hara.

  4. Penggunaan pupuk organik
    Mengandalkan kompos, pupuk kandang, dan bahan alami lain untuk menjaga kesuburan tanpa bahan kimia sintetis.

  5. Agroforestri
    Menggabungkan tanaman pangan, tanaman kayu, dan ternak dalam satu sistem terpadu.

  6. Manajemen air yang bijak
    Memanfaatkan air secara efisien dan menjaga area resapan alami.

Pertanian regeneratif tentu saja memiliki manfaat bagi alam dan bagi masa depan Indonesia. Berikut beberapa manfaat dari Pertanian regeneratif:

  1. Meningkatkan Kesuburan Tanah Secara Alami

Dengan memanfaatkan kompos, tanaman penutup, dan tanpa olah tanah berlebihan, struktur tanah tetap terjaga, kandungan bahan organik meningkat, dan mikroorganisme penting tetap hidup.

2. Mengurangi Ketergantungan Pupuk dan Pestisida Kimia

Praktik ini membantu petani lebih mandiri karena bisa memanfaatkan bahan-bahan lokal untuk pemupukan dan pengendalian hama.

3. Ketahanan terhadap Perubahan Iklim

Sistem pertanian yang regeneratif lebih adaptif terhadap cuaca ekstrem karena tanahnya lebih mampu menyimpan air dan tanaman lebih kuat terhadap penyakit.

4. Menekan Biaya Produksi Jangka Panjang

Meski di awal memerlukan adaptasi, dalam jangka panjang biaya operasional lebih ringan karena mengurangi belanja pupuk kimia, pestisida, dan perawatan tanah.

5. Menjaga Keanekaragaman Hayati

Polikultur dan agroforestri mendukung keberagaman tanaman, serangga, burung, dan organisme lain yang ikut menjaga keseimbangan ekosistem.

Konsep ini cocok untuk diterapkan oleh petani muda Indonesia yang mulai peduli terhadap isu lingkungan dan pasar pangan sehat. Bahkan, tren konsumen urban yang mencari produk organik dan ramah lingkungan bisa menjadi peluang bisnis bagi pelaku pertanian regeneratif.

Di berbagai daerah seperti di Kulon Progo, Gunungkidul, dan Lombok, beberapa komunitas petani sudah mulai beralih ke praktik ini dengan hasil yang menjanjikan.

Pertanian regeneratif bukan sekadar tren, tapi sebuah kebutuhan. Di tengah ancaman degradasi lahan dan perubahan iklim, model pertanian yang merawat tanah dan alam justru menjadi solusi untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia di masa depan.

Jika lebih banyak petani dan komunitas lokal menerapkan prinsip ini, Indonesia tak hanya bisa menjaga produktivitas pertanian, tapi juga warisan alamnya untuk generasi berikutnya.

 

Cut Muhammad: Bireuen Punya Potensi Besar Kembangkan Jagung, Tapi Harga Masih Rendah

0

TANI MERDEKA – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh, Cut Muhammad, menilai Kabupaten Bireuen memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daerah penghasil jagung unggulan di Aceh.

Hal itu disampaikan saat mengunjungi lahan jagung milik kelompok petani binaan Tani Merdeka Aceh di Desa Blang Gandai, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, usai acara pelantikan pengurus DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen, Pidie Jaya dan Kota Lhokseumawe, pada Kamis, 12 Juni 2025.

Acara pelantikan dihadiri oleh berbagai unsur pemerintahan, TNI/Polri, serta para petani dari wilayah sekitar.

Usai pelantikan, Cut Muhammad Bersama pengurus DPD Tani Merdeka Bireuen menyempatkan diri turun langsung ke lapangan untuk melihat secara dekat aktivitas pertanian jagung yang digeluti oleh kelompok petani di bawah binaan Tani Merdeka Aceh.

Cut Muhammad mengatakan bahwa lahan jagung di Kabupaten Bireuen sangat luas dan subur, sehingga sangat layak dikembangkan lebih serius.

“Bireuen punya lebih dari 3.000 hektare lahan jagung. Ini potensi yang sangat besar. Selain sebagai lumbung padi, Bireuen juga bisa kita dorong jadi sentra jagung Aceh,” kata Cut Muhammad.

Menurutnya, kualitas jagung dari Bireuen sangat baik dan sudah terkenal di Aceh. Namun, ia menyayangkan masih rendahnya harga jual jagung di tingkat petani.

“Saat ini harga jual jagung masih di kisaran Rp4.800 per kilogram. Harga ini belum layak, belum cukup untuk membuat petani sejahtera. Padahal biaya tanam, pupuk, dan tenaga kerja terus naik,” ujarnya.

Cut Muhammad menekankan pentingnya peran pemerintah dalam membantu petani. Ia berharap Kementerian Pertanian dan Pemerintah Aceh bisa memberikan perhatian lebih untuk mendukung pengembangan pertanian jagung di Bireuen, baik dari segi alat dan mesin pertanian (alsintan), pembangunan infrastruktur irigasi, maupun akses pasar.

“Kami harap ada bantuan alsintan, akses pembiayaan, dan juga infrastruktur jalan tani yang layak. Selain itu, perlu juga perhatian serius dari pemerintah agar harga jual bisa distabilkan atau bahkan dinaikkan,” tegasnya.

Ia juga mendorong agar petani jagung bisa dilibatkan dalam program ketahanan pangan nasional.

“Jagung itu penting untuk pakan ternak, bahan makanan, bahkan bioenergi. Ini strategis. Kalau petani kita kuat, negara pasti kuat,” tambah Cut Muhammad.

Sementara itu, Ediwan, Ketua Kelompok Tani Makmu yang mendampingi kunjungan tersebut, mengatakan hampir seluruh warga di desa itu adalah petani jagung. Mereka rutin menanam dan memanen dua kali dalam setahun. Namun, tantangan utama yang mereka hadapi adalah harga jual yang rendah dan keterbatasan alat produksi.

“Di Blang Gandai ini hampir semua petani tanam jagung. Kami panen dua kali setahun, tapi harga jualnya sekarang cuma sekitar Rp4.000 per kilogram. Ini masih belum cukup untuk menutupi biaya produksi,” kata Ediwan.

Ia berharap pemerintah daerah dan pusat bisa memperhatikan nasib petani jagung di Bireuen.

“Kami butuh bantuan alat mesin pertanian, pupuk yang cukup, dan harga yang lebih adil. Kalau ini semua diperhatikan, saya yakin petani bisa lebih sejahtera,” ungkapnya.

Ediwan juga menyampaikan apresiasi kepada Tani Merdeka Aceh yang telah aktif mendampingi para petani. Ia berharap organisasi ini bisa terus menjadi jembatan antara petani dan pemerintah.

“Kami sangat terbantu dengan pendampingan dari Tani Merdeka. Mereka sering turun ke lapangan, beri edukasi, dan bantu kami berorganisasi. Harapannya, ke depan Tani Merdeka bisa semakin kuat dan menjadi mitra strategis bagi petani dan pemerintah,” pungkas Ediwan.[]

DPD Tani Merdeka Bireuen Dilantik, Cut Muhammad: Kita Dorong Perbaikan Irigasi dan Kemandirian Petani

0

TANI MERDEKA – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh, Cut Muhammad, melantik pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen, Kabupaten Pidie Jaya, dan Kota Lhokseumawe.

Pelantikan ini berlangsung di aula Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, pada Kamis, 12 Juni 2025.

Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting daerah, antara lain Wakil Bupati Bireuen Razuardi, Dandim 0111/Bireuen, Kapolres Bireuen, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, Mulyadi, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda.

Usai pelantikan Cut Muhammad mengatakan, penguatan infrastruktur pertanian, khususnya irigasi, di Kabupaten Bireuen sangat dibutuhkan oleh petani daerah tersebut.

Cut Muhammad menjelaskan, Bireuen memiliki luas sawah mencapai 15.711 hektare, dan menjadi salah satu daerah penghasil gabah terbesar di Aceh. Namun, potensi besar ini belum sepenuhnya didukung oleh infrastruktur yang memadai.

“Bireuen ini salah satu lumbung pangan Aceh. Tapi sayangnya banyak saluran irigasi yang rusak, tidak tidak nomal, bahkan tidak berfungsi. Ini yang harus kita perjuangkan bersama. Kementerian Petanian dan Pemerintah Aceh harus hadir dan membangun fasilitas irigasi yang layak untuk para petani,” tegas Cut Muhammad.

Menurutnya, keberadaan Tani Merdeka di tingkat daerah tidak hanya menjadi wadah bagi petani, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan. Ia menekankan bahwa petani harus hidup sejahtera dan berdaya.

“Petani di seluruh Indonesia harus makmur, harus sejahtera. Karena kalau petani kuat dan mandiri, negara ini juga akan kuat. Ini adalah prinsip dasar perjuangan kami di Tani Merdeka,” ungkap pria yang akrab disapa Mukim Amad.

Cut Muhammad juga meminta kepada para pengurus DPD yang baru dilantik, baik dari Bireuen, Pidie Jaya, maupun Lhokseumawe, untuk membangun sinergi dan kemitraan yang baik dengan pemerintah daerah, unsur TNI-Polri, serta seluruh pemangku kepentingan di bidang pertanian.

“Kemitraan ini penting agar program-program ketahanan pangan bisa berjalan dengan baik. Kita ingin Tani Merdeka hadir sebagai bagian dari solusi untuk meningkatkan produksi pertanian dan menjaga kedaulatan pangan nasional,” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bireuen, Razuardi, menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap pelantikan DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen.

Ia menilai, kehadiran organisasi ini merupakan angin segar bagi pemerintah daerah dan para petani di Bireuen, yang selama ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari akses alat teknologi, hingga pemasaran hasil panen.

“Tani Merdeka adalah organisasi luar biasa. Ia punya peran strategis dalam memperkuat posisi tawar petani, mengadvokasi kebijakan yang berpihak, serta mendorong regenerasi petani muda. Ini yang kita butuhkan untuk menghadapi tantangan masa depan,” ujar Razuardi.

Razuardi berharap DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen dapat menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah. Bukan hanya sebagai pengawas kebijakan, tapi juga sebagai pusat edukasi, pelatihan, dan inovasi pertanian di tingkat lokal.

“Jadikan semangat Tani Bangkit, Tani Merdeka sebagai gerakan bersama. Gerakan untuk membebaskan petani dari ketergantungan, dari keterbelakangan teknologi, dan dari ketidakadilan ekonomi. Mari kita tunjukkan bahwa petani Aceh, khususnya di Bireuen, adalah petani yang mandiri, terorganisir, dan siap menghadapi tantangan zaman,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen, Mulyadi, yang juga ditunjuk sebagai Ketua Pembina DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen, menyatakan kesiapan pihaknya untuk bekerja sama dengan organisasi ini dalam mengembangkan sektor pertanian.

Mulyadi menilai, peran Tani Merdeka sangat penting dalam menjembatani komunikasi antara petani dengan pemerintah. Selain itu, keberadaan organisasi ini bisa mendorong percepatan edukasi pertanian yang lebih modern dan inklusif.

“Dengan hadirnya Tani Merdeka di Bireuen, kita ingin mendorong kemitraan yang kuat dengan pemerintah daerah. Kita akan bersama-sama melakukan edukasi ke petani, supaya mereka lebih melek teknologi dan bisa meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraannya,” ujar Mulyadi.

Ia juga menambahkan sektor pertanian saat ini membutuhkan pembaruan, baik dalam metode, teknologi, maupun manajemen. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat seperti Tani Merdeka sangat diperlukan.[]

Hilirisasi Pertanian: Jalan Petani Naik Kelas dan Tingkatkan Ekonomi Desa

Hilirisasi berasal dari dua kata yaitu “hilir” dan “-isasi” yang memiliki arti suatu perkembangan industri penghasil bahan baku (industri hulu) yang kemudian menjadi industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi (industri hilir). Hilirisasi adalah sebuah proses pengolahan dan transformasi suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. 

Dalam konteks pertanian hilirisasi ini merupakan proses pengembangan hasil pertanian menjadi produk olahan atau turunan lain yang tentunya memiliki nilai tambah ekonomis.  melalui  hilirisasi, petani dan pelaku usaha tani tidak hanya bergantung pada harga jual hasil panen mentah, tapi bisa mendapatkan tambahan keuntungan dari produk olahan yang mereka hasilkan. Misalnya, jagung tidak hanya dijual sebagai jagung pipilan, tapi juga diolah menjadi tepung jagung, makanan ringan, atau pakan ternak. Atau, singkong diolah menjadi keripik, tepung tapioka, hingga bioetanol.

Keberadaan hilirisasi dalam sektor pertanian tentunya sangat penting dan akan berdampak pada ekonomi. inilah beberapa hal kenapa hilirisasi dalam sektor pertanian harus segera dilakukan.

  1. Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi
    Produk olahan hasil pertanian memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan produk mentah. Ini bisa meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha di sektor agribisnis.
  2. Menciptakan Lapangan Kerja Baru
    Proses pengolahan hasil tani membutuhkan tenaga kerja di berbagai sektor: produksi, pengemasan, distribusi, hingga pemasaran. Ini bisa menyerap tenaga kerja lokal, khususnya di desa-desa.
  3. Mengurangi Ketergantungan Impor
    Dengan adanya produk olahan lokal, ketergantungan Indonesia terhadap produk-produk impor bisa berkurang. Selain itu, produk hasil hilirisasi bisa bersaing di pasar ekspor.
  4. Mendorong Kemandirian Pangan
    Hilirisasi pertanian bisa memperkuat ketahanan pangan nasional, karena hasil olahan bisa disimpan lebih lama dan didistribusikan ke berbagai daerah.

Dalam terciptanya hilirisasi pertanian ini tentu tidak berjalan mulus mulus saja, namun memiliki tantangan tersendiri. Seperti akses modal, teknologi pengolahan, jaringan distribusi, dan minimnya sumber daya manusia dalam pengolahan hasil pertanian. Namun sekarang ini pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto mencoba menyelesaikan semua tantangan-tantangan tersebut. Seperti pembagian alsintan di berbagai daerah, memberikan akses permodalan dan lain sebagainya. kehadiran pemerintah dalam proses ini tentu akan mempercepat terciptanya hilirisasi. 

Dengan demikian, petani Indonesia tidak hanya jadi produsen bahan mentah, tapi bisa naik kelas menjadi pelaku industri agribisnis yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing.

 

Tani Merdeka Indonesia Kalbar Hadiri Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II di Bengkayang

Bengkayang — Tani Merdeka Indonesia Provinsi Kalimantan Barat turut ambil bagian dalam kegiatan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II yang digelar di Kabupaten Bengkayang pada Kamis (05/06/25). Kegiatan ini menjadi salah satu upaya nyata dalam mendukung program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.

Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Kalbar, M. Saupi menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, keberhasilan panen raya ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak serta kolaborasi intens yang terjalin di lapangan.

“Alhamdulillah, kami Tani Merdeka Indonesia Provinsi Kalimantan Barat turut hadir dalam Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II di Bengkayang. Keberhasilan ini tentunya berkat kerja sama keras dari semua pihak serta komunikasi yang intens dalam mewujudkan dan menyukseskan program pemerintah terkait swasembada pangan,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Dewan Pembina DPW Tani Merdeka Indonesia Kalbar, Daud Yordan, juga menyambut baik pelaksanaan kegiatan panen raya ini. Ia menilai ketahanan pangan adalah salah satu pondasi penting dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan.

“Tani Merdeka Indonesia Provinsi Kalimantan Barat menyambut baik kegiatan ini. Ketahanan pangan merupakan bagian dari pembangunan daerah yang berkelanjutan, dan kehadiran Polri dalam gerakan swasembada pangan ini merupakan bentuk kepedulian yang sangat dihargai,” ungkapnya.

Panen raya jagung serentak ini menjadi bukti sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, serta para petani dan organisasi tani dalam menjaga ketersediaan pangan nasional, khususnya di wilayah Kalimantan Barat.