Kepala BRMP Aceh Prihatin Bendungan Krueng Pase Mangkrak, Petani Aceh Utara Gagal Panen Bertahun-tahun

TANI MERDEKA – Kepala Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian Provinsi Aceh, Agus Susanto, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi para petani di Aceh Utara yang sudah bertahun-tahun tidak bisa menggarap sawah akibat proyek pembangunan Bendungan Krueng Pase yang belum rampung.

Dalam kunjungan kerjanya baru-baru ini, Agus meninjau langsung lokasi bendungan dan melihat sendiri lahan pertanian yang terbengkalai karena tidak mendapatkan pasokan air irigasi.

Menurutnya, situasi ini harus segera diatasi agar para petani bisa kembali bekerja dan menghasilkan panen seperti sebelumnya.

“Kasihan kita melihat petani. Sawah mereka tidak bisa dibajak karena tidak ada air. Sudah lima tahun petani gagal panen. Ini tentu sangat berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari. Saya berharap persoalan Bendungan Krueng Pase ini bisa diselesaikan tahun 2025,” kata Agus Susanto saat berbicara di sela kunjungannya.

Langkah ini juga dilakukan sebagai tindak lanjut dari pernyataan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), saat menghadiri panen raya di Aceh Besar beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Mualem menekankan pentingnya mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian, termasuk irigasi dan bendungan, demi mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Aceh.

Dalam kunjungan itu, Agus tidak hanya meninjau fisik bendungan, tapi juga berdialog langsung dengan para petani di lapangan.

Ia mendengar keluhan para petani yang sudah bertahun-tahun hanya bisa pasrah karena tidak bisa menanam akibat saluran irigasi kering.

Kunjungan Agus ke Aceh Utara difasilitasi oleh Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh, Cut Muhammad.

Ia juga menyuarakan keresahan dan keprihatinan atas kondisi petani yang menurutnya menjadi korban dari ketidakpastian proyek bendungan yang tak kunjung selesai.

“Sudah 5 tahun petani di Aceh Utara tidak bisa turun ke sawah karena tidak ada air. Ini akibat kebijakan pemerintah yang tidak konsisten, sehingga pembangunan Bendungan Krueng Pase terkatung-katung. Petani jadi korban dari ketidakpastian ini,” kata Cut Muhammad.

Menurut Cut Muhammad, kondisi ini bukan hanya berdampak pada hasil pertanian, tapi juga pada kehidupan petani secara keseluruhan. Banyak petani yang kehilangan mata pencaharian dan bahkan ada yang memilih meninggalkan profesinya karena tidak bisa bertahan.

“Ini bukan hanya soal gagal panen, tapi juga soal keadilan. Petani butuh kepastian dan keberpihakan. Pemerintah harus serius menyelesaikan bendungan ini,” tegas Cut Muhammad.

Para petani di Aceh Utara kini berharap besar agar pembangunan Bendungan Krueng Pase segera dirampungkan, sehingga mereka bisa kembali bercocok tanam dan mendapatkan penghasilan seperti dulu.

Berita Terakhir

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini