Cut Muhammad: Bireuen Punya Potensi Besar Kembangkan Jagung, Tapi Harga Masih Rendah

TANI MERDEKA – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh, Cut Muhammad, menilai Kabupaten Bireuen memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daerah penghasil jagung unggulan di Aceh.

Hal itu disampaikan saat mengunjungi lahan jagung milik kelompok petani binaan Tani Merdeka Aceh di Desa Blang Gandai, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, usai acara pelantikan pengurus DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen, Pidie Jaya dan Kota Lhokseumawe, pada Kamis, 12 Juni 2025.

Acara pelantikan dihadiri oleh berbagai unsur pemerintahan, TNI/Polri, serta para petani dari wilayah sekitar.

Usai pelantikan, Cut Muhammad Bersama pengurus DPD Tani Merdeka Bireuen menyempatkan diri turun langsung ke lapangan untuk melihat secara dekat aktivitas pertanian jagung yang digeluti oleh kelompok petani di bawah binaan Tani Merdeka Aceh.

Cut Muhammad mengatakan bahwa lahan jagung di Kabupaten Bireuen sangat luas dan subur, sehingga sangat layak dikembangkan lebih serius.

“Bireuen punya lebih dari 3.000 hektare lahan jagung. Ini potensi yang sangat besar. Selain sebagai lumbung padi, Bireuen juga bisa kita dorong jadi sentra jagung Aceh,” kata Cut Muhammad.

Menurutnya, kualitas jagung dari Bireuen sangat baik dan sudah terkenal di Aceh. Namun, ia menyayangkan masih rendahnya harga jual jagung di tingkat petani.

“Saat ini harga jual jagung masih di kisaran Rp4.800 per kilogram. Harga ini belum layak, belum cukup untuk membuat petani sejahtera. Padahal biaya tanam, pupuk, dan tenaga kerja terus naik,” ujarnya.

Cut Muhammad menekankan pentingnya peran pemerintah dalam membantu petani. Ia berharap Kementerian Pertanian dan Pemerintah Aceh bisa memberikan perhatian lebih untuk mendukung pengembangan pertanian jagung di Bireuen, baik dari segi alat dan mesin pertanian (alsintan), pembangunan infrastruktur irigasi, maupun akses pasar.

“Kami harap ada bantuan alsintan, akses pembiayaan, dan juga infrastruktur jalan tani yang layak. Selain itu, perlu juga perhatian serius dari pemerintah agar harga jual bisa distabilkan atau bahkan dinaikkan,” tegasnya.

Ia juga mendorong agar petani jagung bisa dilibatkan dalam program ketahanan pangan nasional.

“Jagung itu penting untuk pakan ternak, bahan makanan, bahkan bioenergi. Ini strategis. Kalau petani kita kuat, negara pasti kuat,” tambah Cut Muhammad.

Sementara itu, Ediwan, Ketua Kelompok Tani Makmu yang mendampingi kunjungan tersebut, mengatakan hampir seluruh warga di desa itu adalah petani jagung. Mereka rutin menanam dan memanen dua kali dalam setahun. Namun, tantangan utama yang mereka hadapi adalah harga jual yang rendah dan keterbatasan alat produksi.

“Di Blang Gandai ini hampir semua petani tanam jagung. Kami panen dua kali setahun, tapi harga jualnya sekarang cuma sekitar Rp4.000 per kilogram. Ini masih belum cukup untuk menutupi biaya produksi,” kata Ediwan.

Ia berharap pemerintah daerah dan pusat bisa memperhatikan nasib petani jagung di Bireuen.

“Kami butuh bantuan alat mesin pertanian, pupuk yang cukup, dan harga yang lebih adil. Kalau ini semua diperhatikan, saya yakin petani bisa lebih sejahtera,” ungkapnya.

Ediwan juga menyampaikan apresiasi kepada Tani Merdeka Aceh yang telah aktif mendampingi para petani. Ia berharap organisasi ini bisa terus menjadi jembatan antara petani dan pemerintah.

“Kami sangat terbantu dengan pendampingan dari Tani Merdeka. Mereka sering turun ke lapangan, beri edukasi, dan bantu kami berorganisasi. Harapannya, ke depan Tani Merdeka bisa semakin kuat dan menjadi mitra strategis bagi petani dan pemerintah,” pungkas Ediwan.[]

Berita Terakhir

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini