Wamentan Sudaryono Dorong Bibit Unggul dan Hilirisasi Susu

TANIMERDEKA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong penguatan bibit ternak unggul dan hilirisasi produksi susu nasional. Langkah ini untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

“Kita ingin memperkuat ekosistem pembibitan dari hulu ke hilir, termasuk menjamin ketersediaan pakan berkualitas yang menjadi fondasi utama produktivitas peternakan,” kata Sudaryono.

Menurut dia, pembibitan sapi dan kambing perah berkualitas tinggi menjadi kunci peningkatan produksi susu. Jika ternak dipelihara sesuai standar operasional, hasil susu meningkat dan keuntungan peternak ikut naik.

Sudaryono melihat peluang pasar susu nasional sangat besar. Program MBG akan menyasar anak-anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui.

“Harapannya, kebutuhan susu MBG ini bisa disuplai oleh peternak lokal melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Dengan begitu, ekonomi masyarakat desa ikut tumbuh,” ujar Sudaryono yang juga Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia.

Sudaryono menyebutkan sudah bertemu Pemerintah Kabupaten Banyumas dan Cilacap untuk menyerap produksi susu harian BBPTU-HPT Baturraden yang mencapai 7.000 liter. Produksi ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan program MBG.

Terkait harga, Sudaryono menilai efisiensi kemasan menjadi kunci.

“Kalau pakai botol itu mahal, mungkin bisa pakai bantal plastik. Yang penting anak-anak kita minum susu, itu yang paling utama,” tegasnya.

Untuk pemenuhan populasi sapi perah, ia menegaskan pengadaan tidak dilakukan pemerintah.

“Impor sapi perah bukan oleh pemerintah, tapi kita mendorong swasta mendatangkan sapi hidup ke Indonesia,” katanya.

Data Kementerian Pertanian menunjukkan sudah masuk sekitar 27.000 ekor sapi perah dari target 100.000 ekor hingga akhir 2025. Sudaryono menekankan perlunya sinergi semua pihak untuk memperkuat populasi sapi, produksi susu, dan distribusinya secara berkelanjutan.

Dalam kunjungan ke Jawa Tengah, Sudaryono menyaksikan penandatanganan kerja sama antara BBPTU-HPT dan pelaku usaha swasta di bidang perbibitan dan produksi susu. Sudaryono juga meninjau dua farm pengembangan peternakan di Banyumas, yaitu Farm Manggala di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok, dan Farm Tegalsari di Desa Kemutug Lor, Kecamatan Baturraden.

Sementara itu Kepala BBPTU-HPT Baturraden Dani Kusworo mengatakan pihaknya memproduksi 7.000 liter susu per hari. Sekitar 5.500 liter didistribusikan ke masyarakat melalui koperasi dan industri pengolahan, termasuk produsen besar.

“Alhamdulillah, kami sekarang juga sudah bekerja sama dengan tiga SPPG untuk program Makan Bergizi Gratis. Setiap minggunya, kami melakukan dua kali pengiriman, masing-masing 3.500 botol,” ujar Dani.

Ia menyebutkan potensi produksi jauh lebih besar. Satu liter susu dapat diolah menjadi delapan botol. Dengan kapasitas saat ini, BBPTU-HPT mampu menghasilkan hingga 40.000 botol susu per hari.

“Itu berarti bisa memenuhi kebutuhan 12 hingga 15 SPPG setiap hari,” katanya.

BBPTU-HPT menargetkan peningkatan hasil susu yang kini rata-rata 12–15 liter per sapi per hari. Peningkatan ini dicapai berkat teknologi pakan hijauan seperti silase dan mineral blok produksi sendiri.

“Di awal tahun 2025, produksi kami baru 9–10 liter, dan sekarang sudah bisa mencapai 12–15 liter per ekor per hari,” ujarnya.

Target selanjutnya, produksi per ekor mencapai 20 liter per hari. Jika tercapai, 450 ekor sapi perah di BBPTU-HPT dapat menghasilkan 10.000–12.000 liter per hari pada 2026.

“Dengan produksi 10.000 sampai 12.000 liter per hari, insya Allah kita bisa mengcover 20 SPPG di Banyumas,” kata Dani.

Selain meningkatkan produksi, BBPTU-HPT akan menambah populasi sapi. Kerja sama dilakukan dengan PT Suri Nusantara untuk mengimpor 1.000 ekor sapi pada 2025–2029. Tahap awal, 250 ekor akan masuk pada 2025. Sisanya ditempatkan di kandang baru seluas 50 hektare yang akan dibangun perusahaan di Manggala.[]

Berita Terkait

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini