Wamentan: Pemalsuan Pupuk Itu Zalim, Harus Diberantas

TANIMERDEKA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menilai pemalsuan pupuk sebagai kejahatan serius. Tindakan itu merugikan petani dan mengancam ketahanan pangan.

Ia menegaskan pemalsuan pupuk harus diberantas dengan pengawasan dan penegakan hukum yang tegas.

“Memalsukan pupuk itu zalim. Sangat zalim! Karena ini bukan hanya menipu soal kandungan nutrisi, tetapi juga menghancurkan harapan dan kerja keras petani selama satu musim,” kata Sudaryono di Jakarta, pada Kamis, 17 Juli 2025.

Ia menegaskan kejahatan tersebut tak bisa dibiarkan. Dampaknya langsung menyasar kelompok rentan.

“Jahat terhadap orang susah itu kejahatan kemanusiaan. Di era Presiden Prabowo, hal seperti ini tidak akan dibiarkan,” ujarnya.

Sudaryono menyebut kerugian akibat pupuk palsu bisa mencapai triliunan rupiah. Beban itu harus ditanggung petani.

“Jika ada ribuan atau bahkan jutaan petani yang menjadi korban, kerugiannya bisa mencapai triliunan rupiah dan mengancam ketahanan pangan kita,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi langkah cepat Polri dalam menangani kasus pupuk palsu. Sudaryono menyebut tindakan itu penting untuk melindungi petani.

“Terima kasih jajaran Polri sudah menindaklanjuti. Ini adalah langkah krusial untuk melindungi petani dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja dengan tenang tanpa kekhawatiran akan pupuk palsu,” ujarnya.

Ia menyatakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan terus bekerja sama dengan aparat hukum. Tujuannya menghentikan peredaran pupuk palsu sampai ke akar.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengungkap lima jenis pupuk palsu telah ditemukan. Nilai kerugian diperkirakan mencapai Rp3,2 triliun.

“Bayangkan kalau pupuk palsu, itu kerugian petani baru kita temukan lima pupuk palsu, Rp3,2 triliun, tapi bukan Rp3,2 triliunnya, petani langsung bangkrut, ini pinjaman, pinjaman KUR,” kata Amran di Makassar.

Amran belum memaparkan detail lokasi dan merek pupuk yang ditemukan. Namun ia menegaskan pelaku harus ditindak tegas tanpa toleransi.[]

Berita Terkait

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini