TANIMERDEKA – Kerusuhan pecah di sejumlah daerah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah kota bentrokan antara massa dengan apparat, beberapa fasilitas umum juga rusak akibat aksi anarkis.
Merespons dinamika yang terjadi saat ini, Organisasi Tani Merdeka Indonesia berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan persatuan nasional.
Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, mendukung penuh terhadap kebijakan pemerintah yang berpihak kepada rakyat, khususnya petani.
Hal itu disampaikan dalam konferensi pers di Kantor DPN Tani Merdeka Indonesia, Jakarta, Minggu 31 Agustus 2025.
“Kami percaya, kebijakan yang diambil oleh Presiden membawa dampak positif bagi ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Ia menjelaskan, dukungan ini bukan sekadar simbolik. Komitmen tersebut menjadi wujud tekad organisasi untuk berdiri bersama pemerintah membangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Selain menyatakan dukungan, Don Muzakir mengimbau seluruh masyarakat agar tidak terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
Ia mengingatkan agar aksi penyampaian pendapat tetap berada dalam koridor hukum dan tidak berubah menjadi tindakan merusak.
“Setiap perbedaan pendapat harus disalurkan melalui cara-cara yang santun dan sesuai konstitusi,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi merupakan hak warga negara, tetapi harus dilakukan tanpa kekerasan.
“Tindakan anarkis hanya akan memperburuk keadaan, merugikan masyarakat, dan mencederai tujuan mulia dari penyampaian aspirasi itu sendiri,” sambungnya.
Selain itu Don Muzakir juga menyoroti sikap pejabat negara yang dinilai kurang peka terhadap situasi masyarakat. Ia meminta para pejabat, baik eksekutif maupun legislatif, lebih berhati-hati dalam membuat pernyataan publik. Menurutnya, ucapan yang salah bisa memicu kemarahan rakyat.
“Hindari pernyataan yang dapat melukai hati rakyat. Ucapan yang tidak bijak hanya akan memperkeruh keadaan,” tegasnya.
Ia juga mendesak DPR RI untuk melakukan introspeksi. Menurut Don Muzakir, kepercayaan publik terhadap lembaga legislatif sedang berada di titik rawan. Beberapa anggota DPR dinilai bersikap arogan dan mengabaikan suara masyarakat.
“Permintaan maaf ini penting sebagai bentuk tanggung jawab moral dan etika, serta demi menjaga kehormatan lembaga legislatif,” ujarnya.
Don Muzakir mengingatkan bahaya provokasi pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kondisi ini untuk keuntungan sesaat.
“Jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan sesaat. Bangsa kita terlalu besar untuk dipecah oleh perbedaan pandangan,” pungkasnya.
Ia juga menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kondusivitas lingkungan sekitar. “Saya berharap masyarakat, dan kita semua sama-sama menjaga lingkungan di sekeliling kita jangan sampai ada yang mencoba memprovokasi masyarakat,” pungkasnya.[]