TANI MERDEKA – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh menggelar pertemuan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I untuk membahas persoalan air irigasi yang selama ini dikeluhkan petani.
Pertemuan digelar di kantor BWS Sumatera I dan dihadiri langsung oleh Ketua DPW Tani Merdeka Aceh, Cut Muhammad, didampingi Ketua DPD Tani Merdeka Aceh Besar, Nabhani. Mereka disambut oleh Satker Program BWS Sumatera I, Iskandar.
Dalam pertemuan itu, Cut Muhammad menyebutkan sulitnya petani mendapatkan pasokan air secara merata. Menurutnya, masalah ini berdampak langsung pada hasil panen dan produktivitas pertanian di berbagai daerah.
“Selama ini petani sering mengeluh soal air. Irigasi tidak sampai ke sawah, atau kalau pun sampai, tidak sesuai waktu tanam. Ini membuat panen tidak maksimal,” kata Cut Muhammad dalam pertemuan tersebut, pada Kamis 10 Juli 2025.
Ia berharap Balai Wilayah Sungai bisa menampung keluhan tersebut dan mencari solusi bersama agar petani tidak lagi kesulitan air saat musim tanam tiba.
Cut Muhammad menginginkan ke depan ada kerja sama lebih erat antara pemerintah, petani, dan lembaga terkait.
“Kita ingin petani dan pemerintah bisa duduk bersama dan mencari solusi. Jangan sampai irigasi sudah dibangun tapi tidak bisa dimanfaatkan maksimal hanya karena komunikasi yang kurang,” tutup Cut Muhammad.
Menanggapi hal itu, Iskandar dari BWS Sumatera I menyampaikan bahwa memang banyak masalah terkait jaringan irigasi di Aceh. Salah satu masalah utama yang sering ditemukan adalah bangunan liar yang berdiri di atas jalur irigasi.
“Di banyak lokasi, kami temukan bangunan berdiri di atas saluran irigasi. Ini sangat mengganggu aliran air. Kami himbau masyarakat agar tidak membangun di atas bangunan irigasi, karena itu akan merusak sistem yang sudah ada,” jelas Iskandar.
Ia juga mengatakan pihaknya terus melakukan pendataan dan perbaikan infrastruktur irigasi di berbagai wilayah di Aceh, namun dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan jaringan tersebut.[]