Menjelang 17 Agustus, kita kembali diingatkan kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan. Kemerdekaan juga soal kemampuan berpikir sendiri dan bertindak demi kepentingan rakyat.
Di tengah dunia yang makin cepat berubah, Indonesia butuh keberanian untuk menentukan arah langkahnya sendiri.
Yang kita butuhkan saat ini bukan hanya sumber daya alam, bukan pula infrastruktur besar semata. Kita butuh keberanian melihat kenyataan secara jernih.
Kita perlu menyusun gagasan dari akar, lalu bertindak dengan keyakinan dan tujuan yang jelas.
Petani memegang peran penting dalam arah masa depan itu. Kedaulatan pangan tak bisa dibangun tanpa mereka. Karena itu, kemajuan bangsa harus dimulai dari desa, dari sawah, dari para petani yang selama ini menjaga kehidupan dari balik lumpur dan hujan.
Tani Merdeka Indonesa percaya kemandirian berpikir adalah kunci. Bukan hanya untuk pertanian, tapi juga untuk ekonomi dan budaya.
Trisakti Bung Karno dimulai dari sini, berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang pertanian, di bidang politik, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Presiden Prabowo Subianto pun telah menyatakan hal yang sama. Pemerintah ke depan akan memprioritaskan ketahanan pangan. Negara tak boleh bergantung pada impor. Petani harus diberdayakan. Lahan harus dimanfaatkan secara optimal. Teknologi harus hadir di desa, bukan hanya di kota.
Data pemerintah menunjukkan saat ini Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas utama. Padahal, tanah kita subur. Petani kita tangguh. Yang kurang hanya keberpihakan dan dukungan nyata. Maka, saatnya negara benar-benar hadir di tengah para petani.
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Tani Merdeka Indonesia pada 26-28 Agustus ini menjadi momentum penting. Dari forum ini, suara petani dari seluruh Indonesia dikumpulkan. Gagasan disusun. Jalan baru dirumuskan. Semua demi satu tujuan: kedaulatan pangan dan kemerdekaan berpikir untuk bangsa yang lebih kuat.
Kemerdekaan tidak cukup dirayakan. Ia harus diperjuangkan setiap hari. Dimulai dari tanah, dari benih, dari keringat petani, dan dari keberanian untuk berpikir dan bertindak secara merdeka.[]
Penulis
Zulkarnaini
Pengurus DPN Tani Merdeka Indonesia