TANIMERDEKA – DPD Tani Merdeka Indonesia Aceh Tenggara bersama Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara mendampingi kelompok tani binaannya dalam pelatihan pengoperasian traktor roda empat. Pelatihan ini difasilitasi oleh mekanik dari PT Harfia Construction Machinery, asal Jakarta.
Kegiatan berlangsung di lokasi Dinas Pertanian Aceh Tenggara. Para petani langsung mempraktikkan cara mengoperasikan dan merawat traktor. Mekanik dari Jakarta itu memberi penjelasan teknis dan membimbing petani saat mencoba alat berat tersebut.
Kelompok tani peserta pelatihan merupakan kelompok tani binaan DPD Tani Merdeka Indonesia Aceh Tenggara. Mereka telah mendapat pendampingan dalam berbagai program, termasuk pelatihan teknis pertanian berbasis mekanisasi.
Ketua DPD Tani Merdeka Aceh Tenggara, Jeri Alastra, menegaskan pentingnya pelatihan ini agar petani tidak terus bergantung pada operator dari luar.
“Petani harus mampu menjalankan alatnya sendiri. Kalau kita terus bergantung pada operator dari luar, kita akan tertinggal. Pelatihan seperti ini harus rutin dilakukan,” ujar Jeri.
Menurutnya, kemampuan teknis petani dalam mengoperasikan traktor menjadi bagian dari kemandirian pertanian. Apalagi ke depan, pertanian tidak bisa lagi hanya mengandalkan tenaga manusia.
“Teknologi itu hadir untuk mempercepat kerja dan meningkatkan hasil. Tapi kalau kita tidak siap, teknologi itu akan jadi beban,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir atas perhatian dan dukungan mereka terhadap petani.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dan Ketua Umum Don Muzakir. Traktor ini adalah bukti nyata perhatian pemerintah dan Tani Merdeka terhadap nasib petani di daerah,” ujar Jeri.
Dinas Pertanian Aceh Tenggara yang hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi pelatihan itu. Kolaborasi antara kelompok tani dan Tani Merdeka membuka ruang baru bagi transfer pengetahuan secara langsung di lapangan.
Para petani terlihat antusias. Mereka mengaku baru pertama kali mengoperasikan traktor secara langsung. Sebelumnya, sebagian besar hanya menyewa jasa operator.[]