TANIMERDEKA – Pengamat pertanian dari Universitas Andalas, Muhammad Maki, menilai kebijakan pertanian di era Presiden Prabowo Subianto semakin stabil. Ia menyebutkan kebijakan tersebut memberi ketenangan dan rasa percaya diri baru bagi petani.
“Arah kebijakan pertanian dari pemerintah saat ini telah memberikan ketenangan dan rasa percaya diri baru bagi petani,” kata Maki dalam diskusi publik bertajuk 1 Tahun Pemerintahan Prabowo, Apa Kabar Ketahanan Pangan?, pada Sabut 19 Oktober 2025.
Ia menilai stabilitas menjadi faktor penting dalam sektor pertanian. Risiko usaha tani dinilai tinggi, sehingga kepastian harga dan dukungan pemerintah sangat dibutuhkan.
“Kita melihat bahwa di pertanian itu yang paling dibutuhkan adalah kestabilan. Karena risiko pertanian ini kan agak tinggi. Lalu yang kedua, produktif. Saat ini dari aspek petani, saat kita panen, ada jaminan harga pembelian dari pemerintah yang cukup tinggi. Itu menenangkan dan memotivasi,” ujarnya.
Maki menyebutkan jaminan harga gabah sebagai bentuk perlindungan nyata. Petani tidak lagi khawatir saat panen karena harga tetap menguntungkan.
“Kebijakan pemerintah dalam memastikan harga gabah tetap tinggi membuat petani lebih bersemangat. Mereka merasa lebih tenang karena ada jaminan harga yang jelas,” tambahnya.
Penilaian serupa disampaikan Budiawan Sidik Arifianto dari Litbang Kompas. Ia menyebutkan kebijakan menaikkan harga Gabah Kering Panen (GKP) menjadi langkah yang paling diapresiasi publik selama satu tahun pemerintahan Prabowo.
“Sebagian besar responden yakin bahwa kebijakan menaikkan harga GKP dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 di awal tahun ini mampu menyejahterakan petani. Sekitar 77 persen responden menyatakan yakin bahwa kebijakan tersebut akan menyelamatkan petani,” jelas Budiawan.
Ia menambahkan bahwa kebijakan harga gabah tidak hanya berdampak pada pendapatan petani, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap arah kebijakan pangan nasional.[]
