TANIMERDEKA – DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Jawa Tengah pertama kalinya menggelar agenda besar bertajuk Panen Merdeka. Acara ini menjadi bagian dari Gebyar Tani Merdeka 2025 yang berlangsung di kompleks GOR Jatidiri, Semarang, sejak Jumat hingga Minggu, 28–30 November 2025.
Ketua DPW Tani Merdeka Jawa Tengah, Wawan Pramono, mengatakan kegiatan ini sebagai tonggak baru bagi gerakan petani.
“Kegiatan merdeka ini adalah simbol bahwa petani dan UMKM bisa bersinergi supaya bisa mengelola hulu sampai hilir. Ada UMKM di situ bukan hanya memamerkan produk, tapi juga supaya bertambah relasi inovasi. Itu supaya mengangkat ekonomi masyarakat sampai ke bawah,” ungkap Wawan, pada Sabtu, 29 November 2025.
Ia menegaskan dukungan penuh terhadap kebijakan pangan nasional pemerintah pusat dan daerah.
“Itu kita mendukung program Pak Presiden Prabowo di bidang pangan, dan kita juga mensupport Pak Gubernur karena Pak Gubernur ingin Jawa Tengah menjadi lumbung pangan nasional,” tambahnya.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan bakti sosial berupa pembagian sembako dan kursi roda. Hari kedua diisi penampilan tari-tarian oleh pelajar SD dan SMP. Puncak acara akan digelar Minggu, berupa pelantikan pengurus DPW Tani Merdeka Jawa Tengah.
“Besok acara puncak yaitu pelantikan pengurus DPW Tani Merdeka Jawa Tengah. Akan dihadiri Pak Wamentan Pak Sutaryono selaku Ketua Dewan Pembina, Pak Gubernur, beberapa tokoh, dan bupati atau wakil bupati se-Jawa Tengah,” terang Wawan.
Ia menekankan Jawa Tengah dipilih sebagai jangkar nasional untuk memperkuat isu ketahanan pangan. Ajang ini juga diharapkan memberi edukasi kepada generasi muda agar tertarik melanjutkan profesi petani.
“Kita harapkan dengan acara ini kita bisa memberi edukasi kepada generasi, khususnya supaya mau melanjutkan pertanian karena kita sangat minim regenerasi,” ucapnya.
Wawan menjelaskan pihaknya akan mendampingi implementasi program pemerintah pusat agar benar-benar dirasakan petani hingga tingkat desa.
“Kita akan mendampingi program besar Pak Prabowo supaya sampai ke bawah itu realisasi. Mungkin ada kekurangan dari petani, itu bisa kita support untuk menjembatani ke pemerintah,” tegasnya.
Ia menambahkan banyak petani senior masih tradisional sehingga kesulitan memahami regulasi dan stimulus baru.
“Kita merangkul karena selama ini petani di Jawa Tengah kebanyakan tradisional. Jadi untuk menangkap program-program pemerintah pusat kadang kurang cepat atau bingung. Adanya Tani Merdeka ini kita akan jadi jembatan supaya petani bisa merasakan langsung,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, dalam kesempatan terpisah menegaskan pentingnya konsolidasi gerakan tani melalui Gebyar Tani Merdeka.
“Gebyar Tani Merdeka adalah momentum kebersamaan. Kita ingin menunjukkan bahwa petani Indonesia mampu bersatu, berpikir maju, dan berkontribusi nyata bagi ketahanan pangan nasional,” ujar Don Muzakir.
Ia menekankan bahwa acara ini bukan sekadar pameran, melainkan forum untuk memperkuat jaringan petani, memperluas jejaring UMKM, dan membangun gagasan baru tentang masa depan pangan Indonesia.[]
