TANIMERDEKA – Gelaran Gebyar Tani Merdeka 2025 berlangsung di GOR Jatidiri, Kota Semarang, pada 28–30 November 2025. Acara ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan posisi strategis Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional.
Rangkaian kegiatan diisi talk show literasi pertanian, festival band pelajar, festival tari tradisional, serta expo pertanian dari 34 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Ribuan pengunjung hadir menyaksikan pameran produk unggulan daerah.
Puncak acara digelar Minggu, 30 November, berupa konsolidasi besar yang diikuti 10.000 petani sekaligus pelantikan pengurus Tani Merdeka Indonesia Jawa Tengah.
Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, menyebut expo ini sebagai peluncuran pertama program hilirisasi pertanian Tani Merdeka di Jawa Tengah sebelum diterapkan secara nasional.
“Ini kan produk hilir dan produk panen. Perlu pasar. Lewat gebyar ini kami berharap ada offtaker yang datang untuk membeli hasil panen ataupun produk turunannya,” jelas Don Muzakir di GOR Jatidiri Semarang.
Ia menambahkan kegiatan ini juga mendukung peran strategis Jawa Tengah sebagai pusat suplai pangan nasional.
“Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur itu hub (pusat) penyuplai ke seluruh Indonesia. Termasuk Jawa Tengah yang menyuplai ke Indonesia Timur. Makanya kami buat acara ini di Jawa Tengah,” katanya.
Don Muzakir berpesan agar petani memanfaatkan program pemerintah, termasuk hilirisasi pertanian serta pengembangan tebu rakyat, kakao, dan kelapa dalam. Ia juga mendorong keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian.
“Jumlah anak muda sangat besar. Hampir 60 persen Gen Z. Mereka perlu terlibat dalam pertanian, peternakan, dan perkebunan,” ucapnya.
Sementara itu Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Jawa Tengah, Wawan Pramono, menegaskan Gebyar Tani Merdeka bukan sekadar pameran produk, melainkan konsolidasi besar petani di Jawa Tengah.
“Expo ini bukan hanya pameran, tapi inovasi antara petani dan UMKM,” tegas Wawan.
Ia menyebutkan regenerasi petani menjadi tantangan terbesar saat ini. Melalui Gebyar Tani Merdeka, pihaknya berharap generasi Z dapat melirik sektor pertanian modern.
“Melalui acara seperti ini kita bisa tahu daerah dengan potensi kopi terbesar, misalnya Banjarnegara. Generasi muda bisa mengemas produk kopi agar lebih menjual,” imbuhnya.
Suasana expo semakin semarak dengan hadirnya stan UMKM yang menampilkan produk olahan pangan lokal. Kehadiran ribuan petani dan pelaku usaha menunjukkan antusiasme tinggi terhadap agenda ini. Gebyar Tani Merdeka 2025 menegaskan Jawa Tengah bukan hanya pusat produksi, tetapi juga pusat konsolidasi gerakan petani yang berorientasi pada masa depan pangan Indonesia.[]
