DPD Tani Merdeka Aceh Tengah Dorong Kementan Peremajaan Kopi dan Buka Akses Modal

TANIMERDEKA – Penasehat DPD Tani Merdeka Indonesia Aceh Tengah, Zulkifli H, menilai peremajaan dan intensifikasi tanaman kopi menjadi kunci menjaga produktivitas petani di daerah itu.

Menurutnya, banyak kebun kopi di Aceh Tengah sudah berusia tua dan produksinya menurun. Peremajaan perlu dilakukan agar hasil panen kembali maksimal. Selain itu, intensifikasi dan rehabilitasi juga harus berjalan bersamaan.

“Kopi yang sudah tua dan tidak produktif harus diremajakan. Perlu juga dilakukan perawatan intensif, mulai dari pemupukan, pengendalian hama, sampai penataan kebun. Semua itu agar hasil kopi petani tetap terjaga,” kata Zulkifli, di Takengon, pada Senin, 11 Agustus 2025.

Ia juga menyebutkan peluang besar pada kopi specialty, terutama arabika, yang menjadi andalan Aceh Tengah. Menurutnya, permintaan pasar terhadap kopi arabika berkualitas tinggi terus meningkat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

“Kopi arabika dari Aceh Tengah punya nama di pasar internasional. Kalau produksi dan kualitasnya terjaga, ini bisa meningkatkan pendapatan petani,” ujarnya.

Zulkifli menegaskan pemerintah bersama lembaga terkait harus memperluas akses modal bagi petani. Modal itu dibutuhkan untuk peremajaan tanaman, pembelian pupuk, perawatan kebun, hingga pengolahan pascapanen.

“Petani butuh dukungan modal yang mudah diakses. Kalau modal sulit didapat, peremajaan dan peningkatan kualitas kopi akan terhambat,” kata dia.

Sementara itu, Pembina DPD Tani Merdeka Indonesia Aceh Tengah, Sugeng, S.T, menyebutkan program peremajaan dan intensifikasi harus disertai pendampingan.

Menurutnya, pendampingan lapangan penting agar petani benar-benar paham teknik budidaya yang tepat.

“Petani perlu bimbingan langsung, mulai dari pemilihan bibit unggul, teknik tanam, sampai proses pascapanen. Tanpa pendampingan, hasilnya tidak akan maksimal,” kata Sugeng.

Sugeng menambahkan, koperasi tani bisa menjadi salah satu solusi memperkuat posisi petani. Melalui koperasi, petani dapat lebih mudah mendapatkan modal, sarana produksi, dan akses pasar.

“Kalau petani bergabung dalam koperasi, posisi tawar mereka akan lebih kuat. Mereka juga bisa menjual kopi langsung ke pembeli besar tanpa perantara,” ujarnya.

Menurutnya peremajaan kopi, peningkatan kualitas, dan penguatan kelembagaan petani jadi penting untuk menjaga dan merawat kualitas kopi lokal ke depan.

Berita Terkait

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini