Blora Tancap Gas! Sektor Pertanian Makin Mantap Jadi Andalan Ekonomi Daerah

TANIMERDEKA – Kontribusi sektor pertanian di Kabupaten Blora, Jawa Tengah terus menunjukkan tren positif. Capaian ini menjadi dasar penyusunan panduan strategis agroindustri 2026–2030.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman, pada Rabu, 19 November 2025.

“Pertanian itu menjadi tulang punggung ekonomi Kabupaten Blora. Kita tahu bahwa menarik investor industri ke Blora masih sulit, sehingga sektor pertanian tetap menjadi unggulan,” ujarnya.

Berdasarkan data PDRB, kontribusi sektor pangan, pertanian, peternakan, dan perikanan pada 2023 mencapai 21,45 persen. Angka ini naik dari 20,80 persen pada 2022.

Ngaliman menilai capaian tersebut sebagai mandat kuat untuk menjadikan sektor pangan dan pertanian sebagai fondasi utama pengembangan agroindustri.

Ia menegaskan tugas Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan tidak hanya soal produksi. Ketersediaan infrastruktur, terutama irigasi, menjadi bagian penting yang harus dijaga.

“Air adalah kunci utama pertanian. Jika pemerintah tidak konsentrasi pada penyediaan air, peningkatan pendapatan petani tidak akan tercapai,” tegasnya.

Tahun ini, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran cukup besar untuk infrastruktur air. Salah satunya pembangunan embung di Karangjati, Blora, senilai sekitar Rp17 miliar.

“Dulu menyiram tanaman hias saja harus mengambil air dari Rembang atau Cepu. Sekarang tidak lagi karena kita sudah memiliki simpanan air,” tambahnya.

Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan telah menetapkan sejumlah komoditas strategis dalam Rencana Strategis 2025–2029. Komoditas utama adalah padi.

Blora tercatat sebagai salah satu penyumbang produksi padi terbesar di Jawa Tengah. Jagung juga menjadi andalan, terutama di kawasan hutan yang ditanami masyarakat.

Di sektor hortikultura, Blora memiliki produksi bawang merah unggulan di Kecamatan Bogorejo. Produk turunannya, seperti bawang goreng, masih bertahan di pasar lokal. Produksi cabai merah dan rawit juga terus meningkat.

Program pengendalian inflasi melalui pengembangan desa sentra cabai membawa Blora masuk 25 besar inovasi terbaik tingkat nasional.

Sejak akhir 2023, DP4 mengembangkan program Gerbang Blora (Gerakan Pengembangan Buah Lokal Nusantara). Program ini mendorong masyarakat menanam buah tahunan, khususnya di wilayah Blora Utara yang beriklim kering.

“Alhamdulillah Perhutani turut membantu penyediaan bibit buah. Ini sangat mendukung pengembangan komoditas buah lokal,” pungkas Ngaliman.[]

Berita Terkait

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini