Dari Dapur Kelompok Wanita Tani Brebes, Bawang Goreng Crispy Jadi Solusi Pascabanjir

TANIMERDEKA – Di depan rumah yang sederhana di Kabupaten Brebes, aroma bawang merah goreng menyeruak tajam. Suara gemericik minyak panas berpadu dengan tawa ibu-ibu yang sibuk mengiris, menimbang, dan mengemas. Mereka bukan sekadar memasak. Mereka sedang membangun harapan.

Kelompok Wanita Tani binaan Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Brebes mengikuti pelatihan pembuatan bawang merah goreng crispy. Kegiatan ini digelar sebagai respons atas melimpahnya stok bawang merah akibat panen prematur pascabanjir yang melanda sejumlah lahan pertanian di wilayah tersebut.

Pelatihan berlangsung di salah satu rumah anggota kelompok di Dusun I Kepu Wanasari, Brebes. di depan rumah warga ibu-ibu sedang mengupas bawang. Bawang-bawang yang semula terancam membusuk kini diolah menjadi produk bernilai jual.

Imam Turmudzi, Bendahara DPD Tani Merdeka Kabupaten Brebes, mengatakan pelatihan ini langkah konkret untuk mengurangi potensi kerugian petani.

“Ini stok bawang merah akibat banjir akan melimpah ruah panen prematur,” ujarnya.

Ia menambahkan pelatihan ini bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan diri dan semangat wirausaha perempuan di desa.

“Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok ini dibina jadi sehingga punya skill dan terbangun bisnis,” kata pria yang akrab disapa Imam.

Bawang goreng crispy dipilih karena prosesnya relatif sederhana dan bahan bakunya tersedia. Produk ini juga memiliki daya simpan lebih lama dan permintaan pasar yang stabil, terutama menjelang musim libur dan hari besar keagamaan.

Setiap anggota kelompok dilatih mulai dari proses sortir bawang, teknik pengirisan tipis, penggorengan suhu rendah, hingga pengemasan higienis. Mereka juga dikenalkan pada pencatatan biaya produksi dan strategi pemasaran sederhana.

Di sela aktivitas, beberapa ibu bercerita bahwa sebelumnya mereka hanya menjual bawang dalam bentuk segar. Setelah banjir, harga anjlok dan banyak hasil panen terbuang. Kini, mereka melihat peluang baru.

“Kalau dijual mentah, harganya jatuh. Tapi kalau digoreng, bisa lebih tahan lama dan dijual ke warung-warung,” ujar Siti, salah satu peserta pelatihan.

DPD Tani Merdeka Brebes menargetkan pembentukan unit usaha mikro berbasis komunitas. Produk bawang goreng akan dipasarkan melalui koperasi tani, toko kelontong, dan jaringan komunitas di luar daerah.

Pelatihan ini juga menjadi ruang pertemuan sosial. Di sela-sela aktivitas, para ibu saling bertukar cerita, resep, dan strategi bertahan hidup pascabanjir. Mereka tidak hanya belajar mengolah bawang, tetapi juga membangun solidaritas.

Langkah kecil ini menjadi bagian dari upaya lebih besar untuk memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga petani. Di tengah ketidakpastian cuaca dan fluktuasi harga pasar, dapur-dapur seperti ini menjadi ruang produksi sekaligus ruang perlawanan.

Berita Terkait

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini