TANIMERDEKA – Tani Merdeka Indonesia Papua Tengah melalui Bidang Peternakan Kabupaten Nabire menggelar sosialisasi pengelolaan peternakan di empat distrik, pada Selasa, 11 November 2025. Kegiatan berlangsung di Distrik Makimi, Lagari Jaya, Kimi, Nabire Barat, dan Wanggar.
Ketua Bidang Peternakan Kabupaten Nabire, Yusuf Kudiai bersama jajaran pengurus turun langsung ke masyarakat. Sosialisasi ditujukan kepada kelompok masyarakat yang memiliki usaha ternak skala kecil dan menengah.
Materi difokuskan pada pengelolaan peternakan yang berkelanjutan dan bernilai ekonomi. Peserta mendapat penjelasan teknis tentang manajemen kandang, pakan, kesehatan hewan, serta potensi pasar lokal.
Yusuf Kudiai mengatakan kegiatan ini menjadi langkah awal membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan peternakan secara profesional.
“Peternakan bukan hanya sekadar kegiatan sampingan, tetapi bagian penting dari pembangunan ekonomi rakyat. Kami ingin masyarakat Nabire, khususnya di empat distrik ini, mampu mengembangkan potensi peternakan yang ada secara mandiri,” ujar Kudiai.
Ia menambahkan Bidang Peternakan akan terus melakukan konsolidasi dengan kelompok tani, peternak, dan aparat distrik. Tujuannya agar program tidak berhenti pada sosialisasi, tetapi dilanjutkan dengan pendampingan teknis dan pelatihan lanjutan.
Sementara itu Ketua Tani Merdeka Papua Tengah, Aser Yogi, turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas kerja lapangan yang dilakukan pengurus Bidang Peternakan Kabupaten Nabire.
“Saya memberi apresiasi kepada Ketua Bidang Peternakan, Bapak Yusuf Kudiai, dan seluruh pengurus atas kerja-kerja lapangan yang konkret. Sosialisasi ini membuktikan komitmen mereka dalam memberdayakan masyarakat peternak di Nabire,” ujar Aser Yogi.
Aser menegaskan Tani Merdeka Indonesia Papua Tengah siap mendukung penuh seluruh program peternakan. Fokus dukungan diarahkan pada pemberdayaan dan peningkatan kapasitas peternak di tingkat distrik.
Empat distrik yang menjadi lokasi kegiatan merupakan wilayah dengan populasi ternak rakyat yang cukup tinggi. Tantangan utama di daerah ini meliputi akses pakan, keterbatasan tenaga teknis, dan minimnya informasi pasar.
Tani Merdeka Indonesia Papua Tengah menargetkan pembentukan tim pendamping di setiap distrik. Langkah ini diambil agar peternak mendapat akses langsung terhadap pelatihan, pendataan, dan penguatan kelembagaan.[]
