TANIMERDEKA – Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakir, menggelar silaturahmi bersama ratusan pengurus DPD Tani Merdeka Kabupaten Bireuen, pada Selasa 4 November 2025).
Pertemuan berlangsung di Bireuen dan ini menjadi ajang konsolidasi organisasi sekaligus forum diskusi terbuka mengenai arah kebijakan pertanian nasional.
Don Muzakir mengatakan peran Tani Merdeka Indonesia sangat penting sebagai mitra strategis pemerintah dalam menyukseskan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya di sektor ketahanan pangan.
“Presiden Prabowo sangat membantu petani. Banyak program langsung menyentuh masyarakat, seperti penetapan harga gabah, singkong, dan jagung. Termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), bantuan alsintan, dan bibit jagung,” ujar Don Muzakir.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan program nasional sangat bergantung pada kesiapan organisasi di tingkat daerah. Karena itu, ia meminta pengurus Tani Merdeka Indonesia di Aceh memperkuat struktur hingga ke tingkat desa.
“Kita harus perkuat struktur sampai desa. Petani tidak boleh jalan sendiri. Organisasi harus hadir, mendampingi, dan memastikan program pemerintah benar-benar sampai ke tangan petani,” katanya.
Silaturahmi ini juga diisi dengan diskusi. Sejumlah isu strategis dibahas, mulai dari distribusi pupuk bersubsidi, akses alat dan mesin pertanian, hingga penguatan kelembagaan kelompok tani.
Pengurus DPD Bireuen menyampaikan petani di beberapa kecamatan masih kesulitan mengakses pupuk bersubsidi tepat waktu. Selain itu, mereka menyoroti perlunya pelatihan teknis untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengelola lahan secara efisien.
Menanggapi hal itu, Don Muzakir meminta pengurus Tani Merdeka Indonesia segera melapor jika ada kesulitan akses pupuk dan kendala di lapangan.
“Kita tidak boleh diam. Kalau ada pupuk tidak sampai, harga tidak sesuai, atau bantuan tidak tepat sasaran, laporkan. Kita akan kawal bersama,” tegasnya.
Diskusi juga menyoroti pentingnya integrasi program pertanian dengan agenda ketahanan pangan nasional. Don Muzakir mengatakan ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga distribusi, akses, dan keberlanjutan.
“Ketahanan pangan itu bukan hanya soal tanam dan panen. Kita harus pastikan hasilnya sampai ke pasar, harganya adil, dan petaninya untung. Itu baru namanya berdaulat,” ujarnya.
Don Muzakir mendorong pengurus Tani Merdeka Indonesia di Aceh untuk aktif menyusun program kerja yang konkret dan berbasis kebutuhan lokal. Menurutnya, setiap daerah memiliki potensi komoditas unggulan yang bisa dikembangkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
“Tugas kita adalah menyusun program yang sesuai dengan kondisi petani di sini,” katanya.
“Kita harus jadi penghubung antara petani dan kebijakan. Kalau kita solid, program Presiden pasti sukses. Kita harus jadi mitra aktif, bukan hanya penonton,” pungkas Don Muzakir.[]
