Kementan Dorong Swasembada Gula Lewat Bongkar Ratoon dan Hilirisasi

TANIMERDEKA – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mempercepat langkah menuju swasembada gula nasional. Dua agenda strategis digelar di Jawa Timur, yakni tanam perdana program bongkar ratoon di Kebun Karangasem, Mojokerto, dan rapat koordinasi hilirisasi tujuh komoditas perkebunan di Kantor PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Surabaya, pada Kamis 24 Oktober 2025.

Tanam perdana dilakukan bersama PT SGN (PG Gempolkrep) sebagai bagian dari revitalisasi tanaman tebu 2025. Program ini menyasar peremajaan tanaman yang menurun produktivitasnya dan perluasan areal tanam.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, mengatakan program bongkar ratoon sebagai langkah penting untuk meningkatkan produksi gula nasional.

“Tanaman yang sudah tua harus diganti. Kita dorong perluasan dan mekanisasi lahan agar produksi meningkat dan efisien,” ujar Roni di Mojokerto.

Ia mengingatkan pentingnya penggunaan benih bersertifikat. “Benih yang digunakan harus memiliki label biru dan sertifikasi resmi. Jika tidak memiliki label, maka jangan ditanam. Ini penting untuk menjaga mutu dan hasil panen,” tegasnya.

Roni juga meminta aparat daerah dan TNI memastikan seluruh benih yang ditanam telah tersertifikasi. Pemerintah, kata dia, tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada hilirisasi hasil perkebunan.

“Fokus kami bukan hanya pada peningkatan produksi, tetapi juga pada industrialisasi hasil perkebunan agar petani memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar,” katanya dalam rapat koordinasi di Surabaya.

Ia menambahkan, percepatan program hilirisasi melibatkan banyak pihak. “Kami gandeng TNI, BUMN, akademisi, mahasiswa, ormas, dan kejaksaan agar pengawasan dan sinergi di lapangan berjalan optimal,” ujar Roni.

Kementan juga menyalurkan bantuan 126.000 mata tunas kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Nira Farmer sebagai bagian dari dukungan teknis.
Asisten II Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto, Nuryadi, mewakili Bupati Mojokerto, menyampaikan apresiasi atas program tersebut.

Ia menyebutkan tanam perdana sebagai momentum strategis untuk meningkatkan produksi tebu di daerah.

“Tanam perdana ini menjadi ujung tombak peningkatan produksi perkebunan. Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan terima kasih karena program ini memberi semangat baru bagi petani tebu,” kata Nuryadi.

Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan PT SGN, Rizal H. Damanik, mengatakan PTPN III Holding ditetapkan sebagai motor penggerak swasembada pangan dan energi terbarukan, termasuk bioetanol berbasis tebu.

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi, Brigjen TNI Ito Hediarto, menegaskan peran TNI dalam mendukung program pertanian. Ia meminta koordinasi antara Ditjen Perkebunan, SGN, dan Kodam setempat diperkuat.

“Jangan ada persoalan yang dianggap tidak bisa diselesaikan. Pimpinan memiliki banyak cara dan pengalaman untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya.[]

Berita Terkait

Berita Lainnya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini