TANIMERDEKA – Nabire siang itu berubah riuh. Ratusan kendaraan beriringan melewati jalan utama kota. Bendera merah putih berkibar berdampingan dengan bendera Tani Merdeka Indonesia. Dari mobil bak terbuka, suara orasi menggelegar melalui pengeras suara, menyapa warga yang berdiri di pinggir jalan.
Rabu 17 September 2025, DPW Tani Merdeka Papua Tengah bersama delapan DPD menggelar orasi keliling. Titik awal dimulai dari Kantor Sekretariat Kali Bobo, lalu bergerak menuju kawasan SP dan sekitarnya. Sepanjang rute, massa mengibarkan spanduk besar bertuliskan, “Terima Kasih Presiden Prabowo Subianto.”
Spanduk itu dibentangkan di depan mobil massa. Slogan di spanduk itu mengundang perhatian orang yang melintas. Beberapa pengendara motor sempat melambatkan laju kendaraannya hanya untuk melihat iring-iringan yang penuh semangat itu.
Ketua DPW Tani Merdeka Papua Tengah, Aser Yogi, memimpin langsung jalannya aksi konvoi itu. Dari atas mobil komando, ia berdiri tegak sambil menggenggam mikrofon. Suaranya terdengar tegas, menembus deru mesin dan teriakan massa.
“Ini adalah bukti bahwa Tani Merdeka Indonesia hadir dan siap mendukung program pemerintah. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia, Don Muzakkir, yang telah mempercayakan kami memimpin di Papua Tengah,” ujar Aser Yogi.
Ia menekankan bahwa petani Papua Tengah siap mendukung penuh program swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Aser, kebijakan itu bukan sekadar agenda politik, tetapi kebutuhan nyata di Tanah Papua.
Konvoi itu tak hanya sekadar pawai. Setiap hentian singkat dimanfaatkan untuk menyuarakan pesan. Orator bergantian berbicara, menyerukan agar hak-hak petani dan masyarakat adat mendapat perlindungan.
Sorak-sorai peserta konvoi menegaskan suara petani tidak bisa diabaikan.
Selain orasi, massa juga menyampaikan sikap tertulis. Isi pernyataan dibacakan keras-keras di hadapan peserta yang mengangkat bendera setinggi mungkin.
Mereka menegaskan hak-hak petani dan rakyat adat Papua Tengah atas tanah dan sumber daya alam. Mereka menuntut perlindungan tanpa diskriminasi dan eksploitasi.
Mereka juga mendesak pemerintah pusat dan provinsi meningkatkan akses terhadap fasilitas pertanian, pendidikan, dan kesehatan bagi rakyat tani.
Mereka juga mengajak seluruh masyarakat bersatu mendukung kedaulatan pangan dan menjaga lingkungan demi masa depan yang berkelanjutan.
Aksi salah satu konsolidasi Tani Merdeka Indonesia di Papua Tengah. Bulan lalu, DPW Papua Tengah ikut diundang pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Tani Merdeka Indonesia di Jakarta. Kehadiran itu dianggap sebagai pijakan penting untuk memperkuat organisasi hingga ke tingkat kampung.
Suasana konvoi juga memperlihatkan wajah Nabire yang beragam. Beberapa pedagang kaki lima ikut menyaksikan sambil merekam dengan telepon genggam mereka. Aksi konvoi ini berjalan tertib mengikuti rute yang sudah ditentukan.[]