TANIMERDEKA – Panen jagung sering meninggalkan masalah lingkungan. Setelah jagung dipetik, lahan biasanya penuh dengan batang, daun, dan kelobot.
Banyak petani membakar sisa ini untuk membersihkan lahan. Cara ini cepat, tetapi menghasilkan asap tebal dan merusak kualitas udara. Abu yang tertinggal juga tidak selalu bermanfaat bagi tanah.
MAXXI BIMO Corn G102 menawarkan cara yang lebih bersih. Mesin ini memisahkan jagung dari sisa panen langsung di lahan. Pipilan jagung masuk ke karung, sedangkan batang dan daun tetap di area panen. Sisa ini bisa diolah menjadi kompos atau pakan ternak. Tidak ada pembakaran, tidak ada asap.
Corn Kit 4 Row membuat proses panen lebih cepat. Sistem penyaringan bawaan membantu memisahkan kotoran sejak awal. Concave dan ayakan hasil pengembangan tim MAXXI meningkatkan kebersihan pipilan. Tingkat kebersihan ini berada di atas rata-rata mesin panen jagung lain. Petani tidak perlu menjemur jagung, sehingga menghemat waktu, tenaga, dan ruang.
Pemanfaatan limbah panen memberi manfaat ganda. Batang dan daun yang dicacah bisa menjadi bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah. Kompos dari sisa panen membantu mempertahankan kelembapan tanah dan menambah unsur hara. Siklus tanam menjadi lebih berkelanjutan.
Selain itu, proses panen yang cepat mengurangi risiko jagung rusak akibat hujan. Petani dapat segera memindahkan hasil panen ke gudang atau langsung menjualnya. Waktu panen yang singkat juga berarti penggunaan tenaga kerja lebih efisien. Biaya panen turun, hasil tetap maksimal.
Dengan MAXXI BIMO Corn G102, petani tidak hanya mendapatkan jagung bersih dan siap jual. Mereka juga mendapat bahan tambahan untuk memperbaiki lahan, mengurangi limbah, dan menjaga lingkungan. Panen menjadi bagian dari siklus yang menguntungkan, bukan hanya untuk petani, tetapi juga untuk tanah yang mereka kelola.[]