TANIMERDEKA – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Suoh, Lampung Barat, selama lebih dari empat jam pada Senin, 8 September 2025 membuat ratusan hektar lahan persawahan di Pekon Sukamarga dan Pekon Tuguratu terendam banjir. Air yang meluap dari sungai dan saluran irigasi berpotensi memicu gagal panen jika hujan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Banjir ini terjadi akibat pendangkalan sungai dan siring (saluran irigasi) di sekitar wilayah persawahan. Air tidak dapat mengalir dengan lancar sehingga meluap ke areal pertanian. Kondisi ini membuat petani resah karena padi yang baru berusia satu hingga dua bulan mulai terendam.
Sekretaris Koordinator Kecamatan Tani Merdeka Indonesia Suoh, Andia Rohman Sawiri, menyampaikan keresahan petani sekaligus meminta pemerintah segera memberikan bantuan.
Menurutnya, masalah banjir yang berulang kali terjadi bisa diatasi jika ada pengerukan sungai dan saluran irigasi secara menyeluruh.
“Saya memohon bantuan kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo dan Wakil Menteri Pertanian. Kami butuh alat berat berupa ekskavator untuk melakukan pengerukan sungai dan siring,” ujar Andia di Lampung Barat, pada Selasa 9 September 2025.
Ia menambahkan, tanpa penanganan serius, sawah di dua pekon tersebut terancam gagal panen. “Harapan kami, masalah ini segera ditangani agar petani bisa kembali fokus bekerja dan mendukung ketahanan pangan,” katanya.
Banjir yang menggenangi sawah di Suoh bukan kali pertama terjadi. Warga menyebut setiap musim hujan deras, genangan air kerap merendam lahan pertanian. Para petani biasanya berusaha membuat saluran tambahan secara swadaya, namun langkah itu tidak cukup karena sedimentasi di sungai semakin parah.
Menurut Andia, jika pengerukan dilakukan secara menyeluruh, petani di Suoh akan lebih tenang menghadapi musim tanam. “Dengan adanya pengerukan, banjir bisa dicegah, hasil panen petani meningkat, dan ekonomi masyarakat lebih terjaga,” ucapnya.[]
