TANIMERDEKA – DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Pekalongan menjalin kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan dalam pengolahan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik dan kompos. Kolaborasi ini muncul sebagai respons terhadap kondisi darurat sampah yang kini dihadapi Kota Pekalongan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Dr. Sri Budi Santoso, M.Si, meninjau langsung Griya Farm milik DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Pekalongan. Lokasi itu dinilai potensial untuk dijadikan kawasan percontohan pengolahan sampah terpadu berbasis masyarakat.
DLH melihat inisiatif Tani Merdeka Indonesia sebagai langkah konkret dalam penanganan sampah skala kota. Griya Farm mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk alami yang bisa digunakan kembali oleh warga maupun kelompok tani di wilayah kota.
Dr. Sri Budi Santoso menyebutkan Pekalongan sedang menghadapi situasi kritis dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan pentingnya dukungan terhadap gerakan berbasis masyarakat yang mampu memberi solusi nyata.
“Saya melihat potensi besar dari Griya Farm ini. Kota Pekalongan sedang darurat sampah, sehingga kerja sama seperti ini sangat penting. Kami akan dorong program ini menjadi contoh di lingkungan-lingkungan lain,” kata Sri Budi saat meninjau lokasi pada Senin, 21 Juli 2025.
Ia juga menyampaikan DLH siap memberi dukungan teknis dan regulasi agar Griya Farm bisa berkembang menjadi pusat edukasi pengelolaan sampah mandiri. Menurutnya, sinergi antara komunitas dan pemerintah menjadi kunci keberhasilan penanganan masalah lingkungan.
Sementara itu Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kota Pekalongan, Mungki Retnosari, S.E, menyambut baik kerjasama tersebut. Ia menjelaskan bahwa Griya Farm dibangun untuk menjawab persoalan sampah yang tidak tertangani oleh sistem pengangkutan reguler.
Mungki Retnosari menyebutkan banyak sampah rumah tangga menumpuk di lingkungan warga karena keterbatasan fasilitas TPA dan pengelolaan di tingkat kelurahan. Sampah organik yang seharusnya bisa dimanfaatkan justru menjadi beban lingkungan.
“Kami berharap pemerintah bisa lebih serius mendukung inisiatif masyarakat dalam mengelola sampah. Griya Farm kami kembangkan sebagai tempat edukasi sekaligus produksi pupuk organik. Ini bagian dari kontribusi petani kota dalam menjaga lingkungan,” ujar Mungki Retnosari, yang akrab disapa Kikie.
Ia menjelaskan, pupuk hasil olahan digunakan oleh anggota Tani Merdeka untuk pertanian organik di lahan terbatas, serta dibagikan kepada warga yang menanam di pekarangan. Menurut Mungki, hasil panen warga meningkat setelah menggunakan pupuk organik buatan lokal.
“Kami ingin mengajak warga berpikir ulang tentang sampah. Sampah bukan musuh, tapi bisa jadi sumber kehidupan kalau dikelola dengan benar,” pungkas Mungki Retnosari.[]