TANI MERDEKA – Ratusan petani di Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, sudah lima tahun berturut-turut mengalami gagal panen dan sebagian tidak maksimal mendapatkan hasil panen. Penyebabnya saluran pembuangan air yang buruk dan masih bersifat dasar.
Akibatnya, setiap musim hujan, air menggenangi sawah dan merusak tanaman padi. Bahkan saat musim tanam dua kali dalam setahun, petani tetap gagal panen karena kondisi sawah selalu tergenang air.
“Kalau hujan deras, sawah langsung tergenang. Padi jadi merah dan busuk,” kata Abdul Muataleb, Ketua Kelompok Tani Makmu Jaya, pada Kamis, 9 Mei 2025.
Ia mengaku persoalan yang dihadapi petani ini sudah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Bireuen, namun sampai sekarang belum ada solusi.
Sementara itu Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Aceh, Cut Muhammad bersama pengurus DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bireuen dan para petani turun langsung melihat kondisi sawah yang gagal panen itu.
Ia mengunjungi tujuh desa yang terdampak, yaitu Abeuk Tingkeum, Abeuk Usong, Blang Bladeh, Blang Me, Cot Ulim, dan desa lainnya di Kecamatan Jeumpa.
“Ada sekitar 300 hektare sawah di sini yang sangat butuh saluran pembuangan air. Ini bukan masalah baru. Sudah lima tahun petani di sini menderita, tapi belum ada tanggapan serius dari pemerintah,” ujar Cut Muhammad.
Cut Muhammad menegaskan, masalah ini seharusnya menjadi perhatian Kementerian Pertanian. Ia mendesak agar pemerintah pusat turun tangan langsung membangun saluran pembuangan air yang layak untuk petani.
“Kalau pemerintah pusat dan daerah tidak segera bertindak, petani akan terus rugi. Kemandirian pangan yang diharapkan oleh Presiden Prabowo tidak akan tercapai jika petani terus dibiarkan gagal panen seperti ini,” tegasnya.
Cut Muhammad berharap Menteri Pertanian mau datang melihat langsung kondisi sawah mereka, dan segera mengalokasikan anggaran untuk membangun sistem drainase yang layak.
“Selama ini kami hanya dijanjikan, tapi tak pernah dibantu. Sekarang kami butuh bukti, bukan janji lagi,” pungkas Cut Muhammad.[]